Mohon tunggu...
L H
L H Mohon Tunggu... profesional -

seorang ibu yang senang membaca & menulis ------------------ @ di Kompasiana ini TIDAK pernah pakai nick lain selain nama asli yg skg disingkat menjadi LH.----- di koki-detik pakai nick 'srikandi' \r\n\r\n----------------\r\nMy Website: \r\nhttp://www.liannyhendranata.com\r\n\r\n----------------\r\n\r\nmy twitter : \r\nhttp://twitter.com/#!/Lianny_LH\r\n\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Proses Meninjau Kekasih dan Membangun Cinta

13 Februari 2012   06:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:43 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_160856" align="aligncenter" width="300" caption="by google"]

1329113378414878750
1329113378414878750
[/caption]

Cemburu, juga memadamkan cinta

Kisah yang satu ini, saya dapatkan melalui email pembaca dan mendapat izin untuk ditayangkan, mari kita simak dari pengalaman orang lain, jika pepatah mengatakan ‘pengalaman itu mahal harganya’,jika kita diberi kesempatan membaca pengalaman yang mahal ini, agar kita bisa terhindar untuk membelinya dengan penderitaan, mengapa tidak kita simak, pengalaman seorang lelaki dibawah ini?.

Bu, Istri kedua saya, seorang perempuan yang manis, itu dulu saat bertemu dengannya dan berpacaran sekitar 1 tahun. Saya berpikir, dia sosok yang bisa saya ajak hidup bersama untuk berbahagia, maka dengan 'pesona' yang dipancarkannya, saya menceraikan istri pertama untuk menggantikan kedudukannya dengan dia yang sekarang jadi istri kedua.

Tetapi entah mengapa, seperjalanan hidup pernikahan kami, istri saya ini selalu saja cemburu buta, saya begitu menderita dengan segala kecemburuannya, semua hubungan pertemanan dengan jenis kelamin perempuan, di 'cut' olehnya, Hand phone dan email saya di sensor, jika saya buat email adress lain segera dia minta saya setor password nya.!, supaya dia bisa mengawasi lalu lintas surat yang masuk dan keluar.

Sekarang saya malas pulang, saya alasan perjalanan pulang kerumah jauh dan macet membuat saya lelah, maka saya mondok ditempat kost, siapa yang tidak malas, setiap bertemu selalu dia ngamuk, menuduh saya selingkuh, padahal saya lelah sekali, seharian bekerja, dan jalanan di Jakarta ini macet, pasti pulang tidak bisa tepat waktu.!

Dia juga membuat saya malu, karena berani membalas email-email yang ditujukan untuk saya, dengan cacimaki, jika didapat email tersebut 'berbau' nama perempuan.! terakhir, email atasan saya yang memang seorang perempuan, dia hajar dengan cacimaki yang sangat kasar, sampai saya ditegur untuk bisa menertibkan email kerjaan dengan email pribadi.

Jujur bu, saya rasanya ingin bunuh diri.......saya menyesal menceraikan istri pertama saya, dan sekarang hidup dengan perempuan yang seperti 'nenek sihir', saya ingin cerai, tapi kasihan dengan anak kami, usianya baru 3 tahun.

Saya tidak keberatan jika cerita ini, ibu jadikan sebuah artikel untuk dibaca banyak orang, saya berharap istri saya ikut membacanya, sehingga dia sadar untuk berubah, karena saya merasa sudah terlanjur jalan hidup dengannya, anak kami yang kasihan jika saya sampai bunuh diri.

Kisah diatas ini membuat saya tertegun, bagaimana hukum ‘sebab akibat’ sudah tergerai, hukum ‘tabur tuai’ menjadi suatu kenyataan,siapa menabur dia akan menuai. Jika kita merebut pasangan orang, maka hati kita tidak akan nyaman dalam memilikinya, karena pikiran dan perasaan kita sudah teracuni dengan pemikiran yang sama dengan apa yang kita lakukan. Yaitu ketakutan, jika suatu hari perempuan lainnya akan mengulang kejadian yang pernah kita buat.

Pernikahan bukanlah karena proses jatuh cinta, tetapi proses membangun cinta dengan pondasi kuat dari pengertian. Saya hanya bisa berdoa, semoga semakin banyak pasangan yang mengerti arti cinta untuk membangun kebahagiaan. Bukan mendatangkan penderitaan. Selamat merayakan “Valentine” semoga cinta tumbuh dengan subur pada hati tiap orang. Kurangilah benci, dan tambahlah cinta, maka dunia akan terasa lebih nyaman untuk kita tinggali bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun