Dakwah bukan hanya sekadar menyampaikan ajaran Islam saja, tetapi juga harus dilandasi etika, ilmu, dan moralitas. Seorang da'i harus berilmu sebelum berdakwah, jujur dalam menyampaikan dalil, santun dalam berbicara, serta menyesuaikan cara penyampaian dengan kondisi masyarakat.Â
Dalam teori dakwah, terdapat dua pendekatan penting:Â
Teori Komunikasi Dakwah, yang menekankan kejujuran, keikhlasan, empati, dan penghormatan terhadap audiens.
-
Teori Medan Dakwah, yang menekankan pentingnya memahami konteks sosial, budaya, dan politik masyarakat agar dakwah lebih relevan dan solutif.
Etika dakwah juga mencakup keteladanan (uswah hasanah), keikhlasan niat, penghormatan terhadap perbedaan (pluralisme), serta tanggung jawab sosial. Di era digital, da'i harus berhati-hati dalam menggunakan media sosial agar pesan Islam tetap disampaikan dengan cara yang santun, jujur, dan tidak provokatif. Selain itu, profesionalisme da'i penting untuk menjaga kualitas dakwah melalui penguasaan ilmu agama, integritas moral, dan kepedulian sosial.Â
Al-Qur'an menjadi pedoman utama dalam berdakwah, sebagaimana tercantum dalam QS. An-Nahl ayat 125, yaitu menyeru dengan hikmah (kebijaksanaan), mau'izhah hasanah (nasihat yang baik), dan mujadalah billati hiya ahsan (dialog yang baik).
Kesimpulannya, dakwah yang beretika dan bermoral akan melahirkan masyarakat yang berakhlak, damai, dan cerdas, sesuai dengan misi Islam sebagai rahmatan lil-'alamin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI