Mohon tunggu...
Dian Herdiana
Dian Herdiana Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di Kota Bandung

Mencari untuk lebih tahu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

PKM Mahasiswa STIA Cimahi di Desa Cimanggu, Program Literasi Perdesaan

14 Januari 2020   13:57 Diperbarui: 14 Januari 2020   14:08 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Program Literasi Perdesaan | dokpri

Permasalahan lainnya dalam gerakan literasi perdesaan yaitu pandangan masyarakat yang memandang bahwa gerakan literasi tidak memiliki korelasi dengan pekerjaan mereka sehari-hari, sehingga literasi oleh sebagian besar masyarakat dipandang akan tepat apabila diterapkan bagi anak-anak yang masih berada di bangku sekolah, bukan kepada masyarakat yang sehari-harinya bekerja di ladang.

Sebagian anggota PKK memiliki latar belakang sebagai tenaga pendidik di sekolah yang ada di Desa Cimanggu, sehingga kegiatan tersebut sekaligus dijadikan ajang untuk memberikan penyuluhan kepada kalangan akademisi agar kegiatan literasi yang ada di sekolah-sekolah digalakan dan ditingkatkan agar menjadi sebuah gerakan yang memberikan manfaat bagi anak-anak.

 Dari kegiatan sosialisasi dan penyuluhan gerakan literasi perdesaan yang dilakukan kepada anggota PKK, maka didapat hasil bahwa sebagian besar anggota PKK menyatakan dukungan dalam gerakan literasi perdesaan dan menyadari akan pentingnya literasi, meskipun demikian gerakan literasi perdesaan yang dilakukan dinilai tepat bagi anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah, sedangkan untuk masyarakat umum yang ada di desa kurang tepat dikarenakan mata pencaharian mereka sebagai petani tidak memiliki korelasi langsung dengan gerakan literasi perdesaan yang dilakukan di desa.

Penyuluhan Gerakan Literasi di Lingkungan Bermain Anak-Anak 

Anak-anak merupakan sasaran yang ideal dalam gerakan literasi perdesaan, hal ini dikarenakan aktivitas mereka yang dalam proses belajar memerlukan berbagai referensi guna menunjang pengetahuan mereka. Adanya sikap yang menjadikan literasi sebagai sebuah kebutuhan dan budaya akan memberikan banyak manfaat bagi anak-anak dan pemuda (Irianto & Febrianto, 2017).

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi memberikan berbagai kemudahan kepada anak-anak dan pemuda untuk mengakses literasi yang tidak hanya secara tradisional dimana mereka mendatangi perpustakaan atau membeli buku yang menunjang proses belajar mereka. Berbagai buku elektronik dan bahan bacaan lainnya tersedia secara daring (online), baik itu yang disediakan oleh pemerintah maupun oleh organisasi swasta dan bisnis. (Akbar & Anggraeni, 2017)(Silvana & Cecep, 2018).

Berdasarkan kepada fakta empiris di Desa Cimanggu dapat dikatakan bahwa anak-anak kurang memanfaatkan literasi secara digital untuk meningkatkan pengetahuan dan menunjang pembelajaran mereka. Anak-anak justru memanfaatkan akses internet sebagai tempat mereka bermain dan mencari hiburan seperti dipergunakan untuk bermain game online atau aktif dalam situs jejaring sosial seperti facebook dan instragram.

Kondisi seperti ini sejalan dengan beberapa pendapat pakar seperti Lombogia, Kairupan, & Dundu (2018); Sari, Ilyas, & Ifdil (2017); Zaidannas (2017) yang kesemuanya menyatakan bahwa akses internet tidak benar-benar dimanfaatkan oleh anak-anak dan masyarakat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan. Bahkan internet memiliki dampat buruk bagi anak-anak dan pemuda yang salah satunya menurunkan minat mereka untuk belajar dan memberikan sifat kecanduan terhadap konten negatif.

Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa untuk menggugah ketertarikan kepada literasi yaitu mengajak anak-anak yang ada di Desa Cimanggu untuk secara bersama-sama belajar dan bermain. Kegiatan belajar dan bermain dilakukan di posko mahasiswa yang mengundang anak-anak secara sukarela untuk datang. Kegiatan tersebut rutin dilaksanakan setelah anak-anak pulang dari sekolah sampai dengan sore hari.

Hasil dari gerakan literasi terhadap anak-anak di Desa Cimanggu dinilai berhasil dikarenakan banyak anak yang secara intens mengikuti proses belajar dan bermain yang dipandu oleh mahasiswa sesuai dengan bidang ilmu dan keahliannya masing-masing, serta mampu meningkatkan minat anak-anak untuk membaca dan belajar setiap hari.

Berdasarkan kepada fakta empiris di Desa Cimanggu dapat dikatakan bahwa anak-anak kurang memanfaatkan literasi secara digital untuk meningkatkan pengetahuan dan menunjang pembelajaran mereka. Anak-anak justru memanfaatkan akses internet sebagai tempat mereka bermain dan mencari hiburan seperti dipergunakan untuk bermain game online atau aktif dalam situs jejaring sosial seperti facebook dan instragram.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun