Mohon tunggu...
Kakthir Putu Sali
Kakthir Putu Sali Mohon Tunggu... Administrasi - Pecinta Literasi

Merindu Rembulan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Saat Sahur yang Terlewatkan

11 Juni 2017   04:31 Diperbarui: 11 Juni 2017   05:09 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mungkin terlalu lelah menggapai hari
Menyelusuri jalan nan berliku
Mengejar asa menggapai cita
Terlelap dalam dekapan selimut malam

Sulaman bulu mata pengobat kepenatan
Mimpi panjang menenggelamkan jiwa
Membawanya terbang dalam kehampaan
Irama indah di alam nyata tak di hiraukan

Gema panggilan sahur di masjid bersahutan
Irama Live Concer nyaring berirama

Membangunkan umat tunaikan ibadah sahur

Namun tetap tak bergerak dalam selimut malam

Panggilan sahur kembali di perdendangkan
Aneka irama menerjang kisi-kisi jendelanya
Namun kembali tak dihiraukan dan diam
Hingga sirene imsyak menyalak di setiap masjidnya

Teramat lelap nikmati peraduan malam
Kumandang adzan kini  bersahutan
Menggema dari setiap masjid sekitar
Merasuk dalam ke selimut nan tebal

Kini baru tersadar dalam penyesalan
Rasa lelah membawanya terbang
Teringat hal sakral yang terlewatkan
Ibadah sahur pengantar puasa ramadhan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun