Mohon tunggu...
Kakthir Putu Sali
Kakthir Putu Sali Mohon Tunggu... Administrasi - Pecinta Literasi

Merindu Rembulan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kopi Terakhir

21 April 2018   03:05 Diperbarui: 21 April 2018   04:36 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : twitter.com/kopikoebar

Rasa dingin menembus tulang, embun dan kabut tak terhalang, bekukan suasana malam, hingga pagi pun menjelang

Berisik suara printer telah ku hentikan, sisakan sobekan dan remasan kertas berserakan, rapihkan kertas berpengharapkan, berjilid-jilid telah di selesaikan

Kotak martabak sisakan noda keju coklat, piring pun kini berubah mengkilap, tinggalkan rawit dan bercak minyak, asbak pun semakin penuh sesak

Segelas kopi terakhir menanti bibir, sebagai pertanda tarikan terakhir, tinggalkan ampas hitam kian mengukir, pada dinding gelas kopi terakhir

Malam kini telah berakhir, menyambut pagi lelahnya berfikir, pada gelas kopi terakhir, membawaku menutup dengan zikir

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun