Mohon tunggu...
Kakthir Putu Sali
Kakthir Putu Sali Mohon Tunggu... Administrasi - Pecinta Literasi

Merindu Rembulan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kandang Setan

17 April 2018   19:02 Diperbarui: 17 April 2018   19:02 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku terdiam di dalam kandang, ada rasa nyaman nikmati kekuasaan, aku bersembunyi dalam pintu kandamg berengsel emas, bersama tumpukan jerami di dalamnya

Namun bak petir menyambar kandang, pintu berengsel seakan bergetar hebat,  saat kau katakan ini kandang setan, dan kandangmu rumah Allah

Kau bangunkan seisi kandang setan, guncangkan kekarnya kandang setan, congkaknya kau berkata demikian,  tanpa melihat otakmu lebih dari setan

Ketahuilah, aku yang dikandang setan seperti kau tuduhkan, bukan setan yang menjadi puja-pujaan, namun Allah lah pupujaanku, yang menciptakanku

Selalu patuh akan segala perintahnya, selalu jauhi apa yang jadi larangannya, tak pernah terbesit berbuat dosa, walau kandangku tak sempurna

Namun lihatlah, pada kau yang proklamirkan diri sebagai rumah allah, tak pernah bertingkah layaknya umat Allah, kecam sana kecam sini tiada henti.

Perbaiki diri dan rumahmu itu lebih baik, jauh panggang daripada api, menebarkan kebencian selama ini, kan dapatkan caci maki, bukan kata simpati

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun