Mohon tunggu...
Zainul Kutubi
Zainul Kutubi Mohon Tunggu... Administrasi - Menceritakan sesuatu lewat tulisan

Suka menulis puisi di tumblr: tulisanzainn.tumblr.com | ig: @zkutubi | twitter: @Al_kutub | Email: Al_kutub@ymail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kasih Sayang Seorang Ayah di Gerbong Kereta

15 Maret 2020   22:27 Diperbarui: 15 Maret 2020   23:21 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (romadecade.org)

Beberapa minggu yang lalu saya mendapatkan pengalaman berharga. Setelah menjalankan aktivitas sedari pagi sampai sore, waktunya untuk pulag ke Rumah. Petang itu saya menunggu kereta di Stasiun Klender Baru, cukup lama datangnya kereta baik menuju ke arah Stasiun Jakarta Kota dan arah Stasiun Tanah Abang.

Kemudian datanglah seorang pria menanyakan keberangkatan menuju arah Stasiun Tanah Abang. "Keretanya belum datang dari tadi mas?", tanya beliau.  "Dari tadi belum datang pak", ujarku secara halus.

Duduk lah beliau di sampingku di peron yang mengarah ke Stasiun Manggarai. Sambil Menunggu kereta tiba, kami berbincang secara hangat mengenai hal apapun.

Di umur yang hampir menuju setengah Abad, Bapak itu terlihat masih gagah dan semangat untuk berdiskusi denganku, ia bercerita betapa sangat senang dengan moda transportasi saat ini, yang menurutnya lebih layak ketimbang zaman mudanya dulu.

"Gue sekarang kalo ke kantor mending naik Kereta Commuter Line ajalah, enak nggak cape, dibandingkan naik motor macet, capek pula" celetuknya dengan logat Betawinya yang sangat kental. "Lagipula kantor gue deket dari stasiun ini", sambungnya dengan menunjukkan telunjuknya ke arah Barat Stasiun Klender Baru.

"Lu sekarang umur berapa?", tanya beliau kepadaku. "Alhamdulillah 26 tahun Pak", jawabku.

Sepanjang menunggu kedatangan kereta, kami mulai berdiskusi tentang "pentingnya memperhatikan anak". Beliau bercerita mengenai anak-anaknya. Anak pertama sedang menempuh pendidikan di salah satu Perguruan Tinggi Swasta yang ada di Jakarta, anak keduanya baru saja masuk SMK.

Kereta pun tiba, obrolan itu kami lanjutkan di dalam kereta, sepanjang perjalanan beliau bertanya tentang pekerjaan freelance atau kerja paruh waktu untuk anaknya yang sedang berkuliah. Lantas saya mengeluarkan gadget, menunjukan info-info mengenai kerja paruh waktu yang banyak di temukan di akun-akun lowongan kerja baik di Instagram, Twitter maupun Web.

Tak butuh waktu lama, Bapak itu langsung memberitahukan anaknya via whatsapp, kemudian beliau meminta pendapatku mengenai kuliah sambil bekerja. "Nggak apa-apa pak, kalau memang anaknya mau kerja di hari weekend, saya juga waktu kuliah sempat cari penghasilan sampingan kok", tuturku sambil meyakinkannya.

"Tapi gue ragu, ngeri mengganggu waktu kuliahnya", ujarnya. "Tapi dia tetep mau cari penghasilan sendiri, buat menutupi kekurangannya", sambungnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun