Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentafakuri Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kota Sapa, Vietnam: Kabut, Budaya, dan Atap Indochina

26 September 2025   05:30 Diperbarui: 26 September 2025   13:47 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sapa Lebih Meriah dan Indah di Waktu Malam | Dok. Pribadi
Sapa Lebih Meriah dan Indah di Waktu Malam | Dok. Pribadi

Pengalaman Kuliner

Perjalanan menemukan kehangatannya di meja makan. Thang Co, sup tradisional suku Hmong, menawarkan cita rasa kuat yang menantang lidah. Di malam hari, jalanan Sapa dipenuhi kios grill: jagung bakar, aneka barbeque, dan sup panas yang menghangatkan tubuh dari udara dingin.

Segelas ruou ngo, wine jagung lokal, sering ditawarkan dalam jamuan. Bukan sekadar minuman, melainkan simbol keramahan: cara masyarakat membuka pintu bagi tamu.

Pengalaman Kuliner di malam Hari, Bermandi cahaya | Dok. Pribadi
Pengalaman Kuliner di malam Hari, Bermandi cahaya | Dok. Pribadi

Wisata Petualangan & Eco-Tourism

Sapa menawarkan lebih dari panorama. Trekking ke desa Lao Chai atau Ta Van membuka mata pada kehidupan autentik penduduk lokal. Homestay experience memberi kesempatan tinggal bersama keluarga, ikut menenun, memasak, atau turun ke sawah.

Ada juga jalur sepeda gunung, pendakian, atau sekadar berjalan menyusuri lembah saat matahari terbit. Semua pengalaman ini bukan sekadar “wisata”, melainkan pelajaran tentang kesederhanaan dan keterhubungan manusia dengan alam.

Mencoba Menjadi Warga Lokal | Dok.Pribadi
Mencoba Menjadi Warga Lokal | Dok.Pribadi

Sustainability di Sapa

Pariwisata di Sapa adalah pedang bermata dua. Kehadiran wisatawan memberi ekonomi baru, namun juga membawa ancaman bagi alam dan budaya. Beberapa desa kini mulai mengelola homestay ramah lingkungan: mengurangi plastik sekali pakai, menggunakan energi lokal, hingga melibatkan wisatawan dalam kegiatan penghijauan.

Pemerintah daerah pun mendorong pariwisata berbasis komunitas, agar manfaatnya tak hanya dinikmati hotel besar, tetapi juga sampai ke rumah-rumah sederhana. Langkah kecil ini adalah kunci untuk memastikan kabut Sapa tetap membawa cerita, bukan sekadar menjadi latar dari eksploitasi.

Sustainability Berproses Semakin Baik di Sapa | Dok. Pribadi
Sustainability Berproses Semakin Baik di Sapa | Dok. Pribadi

Indonesia Bisa Belajar

Sapa memberi pelajaran penting: alam, budaya, dan sejarah bisa dipadukan tanpa kehilangan keaslian. Indonesia memiliki ribuan desa adat dan lanskap pegunungan yang tak kalah indah. Yang dibutuhkan adalah keberanian untuk menjaga autentisitas sambil membuka akses modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun