Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentafakuri Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Floyen Mountain dan Floibanen Funikular: Dari Jantung Kota Menuju Langit Bergen, Norwegia

16 Agustus 2025   05:30 Diperbarui: 17 Agustus 2025   15:10 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memasuki Bergen dari arah pelabuhan tua, mata langsung disambut parade bangunan kayu berwarna-warni yang berdiri rapi di tepi dermaga. Inilah Bryggen, ikon kota yang telah bertahan sejak abad ke-11, saksi bisu perdagangan lintas benua ketika Liga Hanseatik menguasai jalur laut Eropa Utara.

Pada abad ke-13 hingga ke-15, kawasan ini menjadi simpul penting dalam jaringan kota pelabuhan dari Jerman, Skandinavia, hingga Baltik, yang tergabung dalam Hanseatic League; sebuah aliansi dagang yang bukan hanya mengendalikan harga dan pasokan barang, tapi juga mempengaruhi politik kerajaan-kerajaan di utara.

Dari sini, ikan kering (stockfish) berlayar menuju pasar-pasar Eropa, sementara kapal-kapal dari Lubeck atau Amsterdam membawa masuk gandum, garam, kain wol, dan kerajinan logam.

Kini, Bryggen bukan lagi gudang niaga yang sibuk, melainkan lorong-lorong waktu yang dipenuhi museum, toko kerajinan, galeri seni, dan restoran.

Pasar ikannya menggoda dengan aroma sup ikan panas, salmon panggang, dan kepiting segar yang siap disantap di tepi dermaga sambil memandang riak air yang memantulkan warna-warna kayu. Di musim panas, meja-meja kafe keluar ke jalan, dan musik jalanan bercampur dengan suara camar yang berputar di langit.

Bergen sendiri adalah panggung alam raksasa. Kota ini dikelilingi tujuh gunung, yaitu; Floyen, Ulriken, Lovstakken, Damsgardsfjellet, Sandviksfjellet, Lyderhorn, dan Rundemanen; dengan latar belakang fjord megah seperti Hardangerfjord dan Sognefjord.

Kombinasi ini membuat setiap langkah di jalan berbatu seakan membawa kita dari kisah bajak laut abad pertengahan menuju lukisan lanskap romantik abad ke-19.

Kehidupan seni dan budaya kota ini berdenyut tanpa henti; dari museum seni KODE hingga rumah komponis Edvard Grieg di Troldhaugen; mencerminkan jiwa Bergen yang setia pada tradisi namun selalu terbuka pada inovasi.

Berjalan di Bergen bukan sekadar melihat pemandangan. Ia adalah pengalaman menyerap denyut sejarah, merasakan aroma laut, dan mengagumi bagaimana sebuah kota bisa berdiri di persimpangan antara masa lalu yang agung dan masa kini yang dinamis.

Panorama  360° dari atas Gunung Floyen | Dok.Pribadi
Panorama  360° dari atas Gunung Floyen | Dok.Pribadi

Funikular Floibanen: Napas Kota Bergen yang Menyatu dengan Gunung Floyen

Hanya berjarak 150-180 meter dari fish market dan Bryggen terletak stasiun bawah (Vetrlidsallmenningen) Funikular Floinbanen yang menjadi penghubung kehidupan pusat kota dengan gunung Floyen setinggi 320 meter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun