Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentadaburi Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

"First Principle Thinking" Berpikir Kreatif ala Elon Musk

4 April 2024   15:30 Diperbarui: 7 April 2024   00:03 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
First Principle Thinking melihat perspektif lain suatu subjek dari unsur essensialnya | Dok.Freepik.com

Ketika Elon Musk menghadapi tantangan dalam industri antariksa dan menemukan biaya pembelian roket sangat tinggi, maka ia mulai menggunakan cara berpikir first perspective thinking dan memecahkan masalahnya menjadi bagian-bagian fundamental. Banyak pertanyaan timbul di benaknya, "Apa bahan dasar roket?" "Berapa nilai bahan-bahan tersebut di pasar komoditas?"

Jawaban-jawaban pertanyaannya, menyatakan; bahan dasar roket adalah paduan aluminium aerospace, titanium, tembaga, dan serat karbonat. Yang ternyata bisa dia beli di pasar komoditas hanya dengan sekitar 2 persen dari harga sebuar tipikal roket. Lalu ia berpikir daripada membeli roket dengan harga puluhan juta dollar, lebih baik ia membangun roket sendiri.

Inilah inspirasi awal terciptanya Perusahaan SpaceX yang berhasil mengurangi biaya peluncuran roket hingga hampir 10 kali lipat dan tetap menghasilkan keuntungan dari bisnis yang dibangunnya. Maka lahirlah beberapa perusahaan terkait dengan cara berpikir "First Perspective Thinking" Elon Musk ini. Seperti Tesla Inc., dan SolarCity.

Tesla Inc. menjadi pusat perhatian dunia dalam revolusi mobil Listrik. Kehadirannya tak hanya sekedar memproduksi kendaraan listrik, tapi juga mengembangkan teknologi baterai dan infrastuktur pengisi daya. Diversifikasi produk yang dilakukan dalam teknologi bateri ini juga akan mengubah pola industri mobil dalam tahun-tahun mendatang. Visi Elon Musk dengan Tesla Inc nya adalah mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dengan mengantikam dengan energi bersih yang ramah lingkungan.

Tesla Inc. juga mengembangkan teknologi baterai yang tidak hanya diperuntukkan bagi mobil listrik, tapi juga menyimpan energi rumah tangga. Dengan konsep penyimpanan energi memungkinkan penggunanya menggunakan energi yang ada sesuai kebutuhan mereka.

Beberapa aspek logika berpikir "first perspective" yang terkait dengan pendirian Tesla dan revolusi industri mobil, antara lain adalah; Elon Musk focus pada elektrifikasi. Ia benar-benar memahami bahwa masa depan mobilitas harus berbasis pada energi bersih. Teknologi listrik menjadi focus Tesla Inc. Kehadiran mobil listrik Tesla mengguncang industry otomotif, karena menarik dan handal.


Elon Musk Membangun Perusahaannya Didasari Dengan Konsep
Elon Musk Membangun Perusahaannya Didasari Dengan Konsep "First Perspective Thinking" | Dok. thewealthadvisor.com

Desain dan performa Tesla juga sangat menarik. Tak hanya menjadi mobil yang ramah lingkungan, Tesla juga mengutamakan desain dan performa yang memukau. Memiliki akselerasi yang mengesankan dengan fitur-fitur canggih yang menarik konsumen.

Tesla juga membangun jaringan Supercharger yang memungkinkan pengisian daya cepat di seluruh dunia untuk mendukung keberhasilan penggunaan mobil Listriknya. Dan yang unik Tesla nyaris meninggalkan model bisnis tradisional dengan meningkatkan penjualan Tesla dengan system online untuk menghindari dealer otomotif. Yang menghemat biaya dan mengontrol pengalaman pelanggannya.

Semua dilakukan untuk memenuhi visi jangka Panjang Elon Musk, yaitu mengurangi emisi karbon dan mengubah industry otomotif. Bicara tentang Tesla memang bukan hanya tentang mobil Listrik, tetapi juga tentang cara pandang dan pikiran kita pada energi dan lingkungan.

Dengan kombinasi inovasi teknologi, desain yang menarik, dan komitmen terhadap energi bersih, Tesla telah menjadi pemimpin dalam revolusi mobil listrik dan energi berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun