Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentadaburi Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

"First Principle Thinking" Berpikir Kreatif ala Elon Musk

4 April 2024   15:30 Diperbarui: 7 April 2024   00:03 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
First Principle Thinking melihat perspektif lain suatu subjek dari unsur essensialnya | Dok.Freepik.com

Sebuah cara berpikir yang telah dikemukakan filsuf dan ilmuwan Aristoteles, lebih 2000 tahun lalu. Ia percaya bahwa, kita belajar lebih banyak memahami prinsip-prinsip dasar dari suatu subjek. Dan mendifinisikan "First Principle Thinking" sebagai basis pertama dari mana sesuatu diketahui. Sebuah asumsi dasar yang tidak bisa dideduksi atau diuraikan lebih jauh lagi. Sebuah fundamental atau esensi sebenarnya dari suatu subjek. Cara berpikir inilah yang telah diadopsi Elon Musk, pengusaha kreatif dan inovatif sehingga mampu membangun dan mengembangkan Tesla Inc, Solarcity, SpaceX, dan PayPal.

Yang membedakan seorang yang disebut "kreatif dan inovatif" dengan orang "biasa-biasa saja" adalah cara berpikir atau sudut pandangnya terhadap suatu subjek. Baginya subjek selalu dipandang secara lebih mendalam. Dicari esensi sebenarnya, sehingga ia menemukan asumsi dasar yang tidak bisa diuraikan atau di deduksi lebih jauh lagi. Cara pandang atau cara berpikir seperti inilah yang disebut dengan "First Principle Thinking".

Memahami Konsep "First Principle Thinking"

Bahasa sederhananya adalah, Cara berpikir dengan mengedepankan asumsi yang paling mendasar dari suatu subjek atau persoalan. Nyaris tak berbeda dengan cara yang digunakan para ilmuwan saat melihat suatu subjek atau masalah. Ia tak mengasumsikan apapun terhadapnya. Tapi memulainya dengan pertanyaan, "Apa hal sesungguhnya yang harus kita ketahui?" atau "Apakah yang telah terbukti dari subjek atau masalah ini?"

First Principle Thinking, dapat digambarkan dengan perumpamaan mengupas sebuah bawang Bombay. Kita akan memulainya dengan mengupas kulit ari, kemudian mengupas lapis demi lapis bagian bawang tersebut, hingga kita bertemu dengan bagian terdalamnya yang sudah tidak bisa dikupas lagi. Inti inilah yang disebut dengan asumsi dasar. Esensi sebenarnya suatu subjek yang tidak bisa diurai atau dideduksi lebih jauh lagi.

Atau dapat kita bayangkan ketika kita ingin memahami sesuatu yang jatuh dari atas ke bawah. Mengapa bola, daun, buah di pohon dan semua benda jatuh ke tanah. Hal yang menjadi prinsip utama dari semua kejadian ini adalah karena adanya, gravitasi. Gravitasi adalah asumsi dasar yang tidak dapat diuraikan lebih lanjut. Tak perlu menjelaskan mengapa gravitasi ada. Yang harus kita terima adalah semua ini adalah kenyataan, sehingga dengan memahami prinsip gravitasi, kita dapat menguraikan fenomena jatuhnya benda dengan lebih baik.


Cara berpikir ini adalah salah satu strategi yang efektif untuk memecahkan masalah yang kompleks dan menghasilkan Solusi-solusi yang genuine atau orisinal. "Bukan kaleng-kaleng", istilah anak zaman now. Pendekatan ini boleh jadi juga merupakan cara terbaik untuk belajar secara mandiri. Walau mungkin perlu penelitian lebih mendalam untuk membuktikannya.

Ketika Elon Musk Menggunakan "First Perspective Thinking"

Cara berpikir inilah yang dikembangkan oleh Elon Musk dalam mengembangkan konsep bisnisnya yang berbasis energi bersih ramah lingkungan. Ketika dihadapkan issue penggunaan energi fosil yang banyak menimbulkan esimi karbon dan merusak lingkungan, ia berpikir untuk menemukan cara untuk mengubah industry secara keseluruhan. Maka ia mulai menggali hal yang sangat mendasar dalam industry energi ini.

Dalam benak Elon Musk mungkin timbul pertanyaan, "bagaimana cara mengubah industry yang selalu menggunakan energi fosil dan menimbulkan emisi karbon" Jawabnya mungkin "energy bersih". Ini adalah prinsip utama yang tidak memerlukan deduksi lebih lanjut.

Juga ketika ada keinginan dalam pikiran Elon Musk untuk merancang kendaraan listrik yang lebih efisien, maka ia akan bertanya, "Apa yang menjadi prinsip utama dalam mengatur efisiensi energi?". Mungkin ia akan menemukan jawaban, "Hukum kekekalan energi". Ini adalah prinsip dasar utama yang tidak memerlukan deduksi lebih lanjut. Dengan memahami hukum ini, Elon Musk merancang kendaraan Listrik meminimalkan pemborosan energi.

Ketika Elon Musk menghadapi tantangan dalam industri antariksa dan menemukan biaya pembelian roket sangat tinggi, maka ia mulai menggunakan cara berpikir first perspective thinking dan memecahkan masalahnya menjadi bagian-bagian fundamental. Banyak pertanyaan timbul di benaknya, "Apa bahan dasar roket?" "Berapa nilai bahan-bahan tersebut di pasar komoditas?"

Jawaban-jawaban pertanyaannya, menyatakan; bahan dasar roket adalah paduan aluminium aerospace, titanium, tembaga, dan serat karbonat. Yang ternyata bisa dia beli di pasar komoditas hanya dengan sekitar 2 persen dari harga sebuar tipikal roket. Lalu ia berpikir daripada membeli roket dengan harga puluhan juta dollar, lebih baik ia membangun roket sendiri.

Inilah inspirasi awal terciptanya Perusahaan SpaceX yang berhasil mengurangi biaya peluncuran roket hingga hampir 10 kali lipat dan tetap menghasilkan keuntungan dari bisnis yang dibangunnya. Maka lahirlah beberapa perusahaan terkait dengan cara berpikir "First Perspective Thinking" Elon Musk ini. Seperti Tesla Inc., dan SolarCity.

Tesla Inc. menjadi pusat perhatian dunia dalam revolusi mobil Listrik. Kehadirannya tak hanya sekedar memproduksi kendaraan listrik, tapi juga mengembangkan teknologi baterai dan infrastuktur pengisi daya. Diversifikasi produk yang dilakukan dalam teknologi bateri ini juga akan mengubah pola industri mobil dalam tahun-tahun mendatang. Visi Elon Musk dengan Tesla Inc nya adalah mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dengan mengantikam dengan energi bersih yang ramah lingkungan.

Tesla Inc. juga mengembangkan teknologi baterai yang tidak hanya diperuntukkan bagi mobil listrik, tapi juga menyimpan energi rumah tangga. Dengan konsep penyimpanan energi memungkinkan penggunanya menggunakan energi yang ada sesuai kebutuhan mereka.

Beberapa aspek logika berpikir "first perspective" yang terkait dengan pendirian Tesla dan revolusi industri mobil, antara lain adalah; Elon Musk focus pada elektrifikasi. Ia benar-benar memahami bahwa masa depan mobilitas harus berbasis pada energi bersih. Teknologi listrik menjadi focus Tesla Inc. Kehadiran mobil listrik Tesla mengguncang industry otomotif, karena menarik dan handal.

Elon Musk Membangun Perusahaannya Didasari Dengan Konsep
Elon Musk Membangun Perusahaannya Didasari Dengan Konsep "First Perspective Thinking" | Dok. thewealthadvisor.com

Desain dan performa Tesla juga sangat menarik. Tak hanya menjadi mobil yang ramah lingkungan, Tesla juga mengutamakan desain dan performa yang memukau. Memiliki akselerasi yang mengesankan dengan fitur-fitur canggih yang menarik konsumen.

Tesla juga membangun jaringan Supercharger yang memungkinkan pengisian daya cepat di seluruh dunia untuk mendukung keberhasilan penggunaan mobil Listriknya. Dan yang unik Tesla nyaris meninggalkan model bisnis tradisional dengan meningkatkan penjualan Tesla dengan system online untuk menghindari dealer otomotif. Yang menghemat biaya dan mengontrol pengalaman pelanggannya.

Semua dilakukan untuk memenuhi visi jangka Panjang Elon Musk, yaitu mengurangi emisi karbon dan mengubah industry otomotif. Bicara tentang Tesla memang bukan hanya tentang mobil Listrik, tetapi juga tentang cara pandang dan pikiran kita pada energi dan lingkungan.

Dengan kombinasi inovasi teknologi, desain yang menarik, dan komitmen terhadap energi bersih, Tesla telah menjadi pemimpin dalam revolusi mobil listrik dan energi berkelanjutan.

Elon Musk juga mendirikan Perusahaan yang focus pada energi surga, yaitu SolarCity. Perusahaan dengan visi Elon Musk yang berperan penting dalam mempromosikan adopsi energi terbarukan. SolarCity mempunyai misi untuk membuat tenaga surga menjadi lebih mudah di akses dengan harga terjangkau yang dapat digunakan oleh pemilik rumah dan industri bisnis lainnya.

Semua Perusahaan yang dibangun Elon Musk memiliki visi untuk mengurangi dampak lingkungan dengan menggantikan energi fosil dengan energi bersih dan berkelanjutan. Semua konsep bisnis yang dibangun Elon Musk mencakup mobilitas, energi surya dan penyimpanan energi.

Perubahan yang diusung Elon Musk menuju energi bersih dan berkelanjutan dengan inovasi dan komitment yang dibuatnya, menjadikan Elon Musk sebagai salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam teknologi industry saat ini. Semua dimulai dengan konsep perpikir "First Perspective Thinking".

Apa sih manfaat menggunakan "First Principle Thinking" ?

Beberapa manfaat bagi seseorang ketika terbiasa menggunakan first principle thinking dalam melihat sebuah subjek atau masalah dihadapannya dapat dijelaskan sebagai berikut :

  • Menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif.Terbiasa memandang dan menyelesaikan masalah dari asumsi dasar yang kita tahu benar adanya, menjadikan seseorang berpikir kreatif. Ia akan mampu menggabungkan ide-ide dari berbagai bidang dan membuka peluang menemukan solusi baru yang belum pernah dipikirkan sebelumnya.
  • Memecahkan masalah jadi lebih efektif. Dengan memecah masalah kompleks menjadi bagian-bagian yang mudah dianalisis, dan memahami asumsi dasar yang benar, seseorang dapat mengidentifikasi akar permasalahan dan mengambil solusi terbaik dan efisien dalam mengatasinya.
  • Keputusan yang diambil pun jauh lebih baik. Dengan mempertimbangkan fakta-fakta fundamental, seseorang dapat menghindari bias dan asumsi yang tidak berdasar. Hal ini membantu pengambilan keputusan yang lebih rasional dan terinformasi.
  • Kemampuan Analitis Meningkat.Cara berpikir first perspective ini melibatkan analisis mendalam dan pemahaman yang lebih baik terhadap suatu situasi, yang kesemuanya memperkuat kemampuan menganalisis masalah dan mengambil tindakan yang tepat.
  • Tidak tergantung pada cara berpikir yang sudah ada (Status Quo). Dengan terbiasa bertanya apa yang menjadi fundamental kebenaran sejati dari segala sesuatu dan tidak mengandalkan asumsi tak berdasar, seseorang dapat terhindar dan terjebak dalam cara berpikir yang sudah ada. Semua ini akan membuka pintu perubahan dan inovasi yang lebih besar.

Sehingga bisa kita katakan bahwa, First Principles Thinking adalah alat bantu yang kuat untuk mengembangkan pemikiran kritis dan menciptakan solusi yang lebih tepat. Tentunya untuk perubahan yang lebih baik lagi.

Bagaimana Tahapan Pencapaian First Principle Thinking ?

Kemampuan menggunakan First Principle Thinking dalam melihat semua subjek kejadian atau permasahan dalam kehidupan harus dilakukan secara bertahap dan terus menerus. Sejatinya, cara berpikir ini tidak datang dengan tiba-tiba dalam diri kita. Perlu pelatihan dan kebiasaan terus menerus, sehingga ia menjadi pola yang baku dalam cara berpikir kita.

Namun setidaknya kita bisa belajar dari tahapan-tahapan berpikir first principle ini, sehingga kita mencapai pemahaman tentang apa yang pasti benar dalam prinsip kerjanya.

Mulailah dengan mengidentifikasi Masalah atau buat Pertanyaan.

Identifikasi masalah yang sebenarnya. Dengan kata lain cari "kata kunci" masalah tersebut atau sampaikan pertanyaan yang ingin Anda pecahkan. Misalnya; "Bagaimana kita dapat mengurangi limbah produksi produk buah kelapa?"

Pemecahan Masalah Menjadi Bagian-Bagian Dasar.

Memecah masalah yang ada menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga mudah dikelola atau dianalisis. Dan pertimbangkan elemen-elemen dasar yang terlibat dalam masalah tersebut.

Misalnya, dalam kasus mengurangi limbah produksi buah kelapa, pertimbangkan limbah yang ada, Apakah masih bisa dimanfaatkan, tenaga kerja untuk mengelolanya, dan biaya yang diperlukan.

Identifikasi Asumsi dasarnya (First Principles).

Pertanyaan: "Apa yang kita pasti tahu benar?" Dan Identifikasi asumsi-asumsi dasar yang tidak dapat ditarik lebih lanjut.

Misalnya, kita tahu bahwa bahwa limbah buah kelapa bisa dimanfaatkan untuk banyak hal. Baik dari sabut kelapa maupun tempurung kelapa.

Analisis Secara Mendalam.

Telusuri lebih lanjut tentang asumsi-asumsi tersebut serta pertimbangkan data dan fakta yang mendukung atau membantah asumsi-asumsi tersebut.

Dari Dasar-Dasar Yang ditemukan, bangun Solusi penyelesaian masalah.

Dengan memahami asumsi-asumsi dasar, kita dapat membangun solusi yang lebih rasional dan orisinal.

Misalnya, dengan pemanfaatan semua komponen limbah buah kelapa, kita bisa memanfaatkanya menjadi produk yang bernilai dan menjadikan limbah sebagai produk baru yang bernilai ekonomis.

Pengujian Solusi yang dibangun

Lakukan pengujian atas solusi yang telah dibangun dari first principles.Apakah solusi ini memecahkan masalah dengan efektif? Apakah solusi ini lebih baik daripada pendekatan konvensional?

Berlatihlah secara Rutin. 

 Menjadikan First Principle Thinking menjadi pola standard baku otomatis yang menjadi cara berpikir kita memerlukan latihan yang rutin dan pembiasaan dalam memecahkan masalah. Dengan berlatih rutin, In syaa Allah cara kerja prinsip ini menjadi pola berpikir otomatis pada pikiran kita.

Yang perlu menjadi catatan adalah bahwa First Principles Thinking memerlukan analisis mendalam dan pemahaman yang lebih baik terhadap suatu situasi. Dengan mengikuti tahapan ini, kita dapat mengembangkan pemikiran kritis dan menciptakan solusi yang lebih baik. Terus lah berlatih, agar cara berpikir ini menjadi standard baku otomatis, saat kita menyelesaikan suatu masalah.

First Perspective Thinking, Mendorong Sesorang Menjadi Kreatif dan Inovatif | Dok.Freepik.com
First Perspective Thinking, Mendorong Sesorang Menjadi Kreatif dan Inovatif | Dok.Freepik.com

Apa sih Perbedaan Utama antara First Principles Thinking dengan Thinking by Analogi? 

Ada beberapa perbedaan mendasar yang membedakan First Principle Thinking dengan Thinking by Analogi. Kita akan mengulasnya satu demi satu.

First Principle Thinking, memerlukan analisis mendalam dan pemahaman yang lebih baik terhadap suatu situasi. Kemudian memecahkan masalah menjadi bagian-bagian dasar. Dari dasar-dasar yang ditemukan lalu dibangun solusi penyelesaian. 

Sementara Thinking by Analogi mengandalkan asumsi-asumsi yang sudah ada tanpa mempertanyakan lebih lanjut. Cara ini membatasi pikiran, tidak mampu menganalisis lebih dalam serta menemukan Solusi yang kreatif.

First Principle Thinking, lebih mendorong seseorang untuk berpikir lebih kreatif. Ia akan menggabungkan berbagai ide-ide yang ditemui dari berbagai bidang, sehingga membuka peluang untuk menemukan Solusi baru yang lebih efektif dan kreatif. Sementara cara thinking by analogi , lebih cenderung mengikuti pola pikir yang sudah baku atau yang sudah ada.

Pada First Principle Thinking, masalah dipecah menjadi bagian-bagian yang mudah dikelola, yang dengannya mampu mengatasi hambatan dengan cara yang lebih efisien. Sementara thinking by analogi, terkadang hanya mencari solusi yang sudah ada atau mengandalkan pendekatan konvensional.

Mengindari asumsi yang tanpa dasar serta mempertimbangkan fakta-fakta fundamental adalah salah satu pola pikir first principle thinking, yang membantunya membuat keputusan rasional dan lebih baik. Sementara thinking by analogi dipengaruhi oleh bias dan asumsi yang tidak mendasar dalam melihat suatu subjek.

First principle thinking mendorong terjadinya perubahan dan inovasi yang lebih besar. Sementara thinking by analogi sangat tergantung pada status quo, cenderung mengikuti apa yang sudah ada.

Melatih dan mengembangkan pola pikir First Perspective Thinking dalam kehidupan kita sehari-hari akan membawa kita melihat suatu subjek dalam banyak persfektif. Yang membuka Solusi baru bagi penyelesaian masalah yang kita hadapi. Menjadikan kita menjadi pribadi yang kreative dan inovatif. Selamat memasuki dunia baru dengan cara berpikir "First Perspective Thinking".

Jkt/04042024/Ksw/92

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun