Kini perjalanan pulang ke Aswan tak lagi ada kata sedih. Tak ada gundah hati. Semua wajah ceria, senyum sumringah. Membayangkan hari-hari tur berikutnya. Berada di kapal pesiar mewah mengarungi sungai Nil yang mempesona, sambil menghilangkan penat dan lelah dan mengenang semua kenangan indah.
Dari tempat duduk dimana aku berada. Kulirik kaca di atas supir, terlihat wajah tersenyum penuh suka dari Beliau yang ramah; Beliau yang dijadikan tauladan di group perjalanan ini; Beliau yang baru kembali bertemu kangen dengan handphone barunya yang baru saja kembali.
Seakan kudengar Beliau bersenandung merdu “ antara Anyar dan Jakarta aku jatuh cinta; antara Aswan dan Abu Simbel aku berjumpa dengan Handphone baru ku yang ku cinta” (Ah…andaikan istri disebelahnya mendengar senandung lagu itu, pasti istri Beliau akan merajuk. Tak ingin diduakan dengan handphone baru)
Selesai!
(Berlanjut ke Perjalanan berikutnya : Menyusuri Sungai Nil Yang Penuh Pesona dari Aswan hingga Luxor)