Mohon tunggu...
kurniawati candra buana
kurniawati candra buana Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa sosiologi uin walisongo semarang

saya suka membaca hal yang bergenre action bukan karena kekerasan yang dipakai tetapi keberanian seseorang dalam melawan rival yang kuat dan keberanian dalam menghadapi suatu masalah dengan tegar.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Konten Bagi-bagi Willie Salim Membuat Netizen Indonesia Bermental Miskin

16 Mei 2024   23:42 Diperbarui: 16 Mei 2024   23:50 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tiktok Wille Salim

Mental miskin sering digunakan untuk menggambarkan sikap atau mentalitas seseorang yang selalu merasa kurang, bergantung pada bantuan, dan kurang memiliki inisiatif untuk berusaha memperbaiki kondisi hidup mereka sendiri. Gaya hidup seperti yang dapat meningkatkan jumlah pengemis online dan pengangguran, karena mereka terpicu untuk melakukan yang instan dan tidak mau berusaha. Berawal dari konten bagi-bagi yang tulus bisa menciptakan masyarakat bermental miskin yang hanya mau meminta tanpa berusaha sedikitpun.

Menurut saya, mental miskin merupakan tantangan yang harus diatasi oleh individu maupun masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Pola pikir yang hanya ingin instan tanpa berusaha dapat merusak gaya hidup dan menciptakan SDM rendah, karena pola pikir tersebut menciptakan kepribadian tidak mandiri, tidak terampil, terciptanya krisis keuangan dan menyebabkan rasa putus asa dan ketidakpastian yang dapat menyebabkan gangguan mental seperti stres dan depresi. Ketika tidak mendapatkan hadiah dari konten bagi-bagi, masyarakat justru melampiaskan kekesalannya dengan berkomentar mengenai kekecewaannya dan kesedihannya karena tidak mendapat hadiah yang diinginkan.

Terdapat kutipan dari buku Koentjaraningrat yang berjudul Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan yang membahas mengenai definisi mental miskin yaitu keadaan mental dalam diri seseorang yang merasa bahwa dirinya tidak mampu atau tidak puas dengan apa yang telah dimiliki hingga berdampak pada perilakunya.  

Willie Salim seorang Tik Toker dan Youtuber Indonesia yang terkenal dengan konten berbagi, mulai dari membagikan uang, membagikan ribuan handphone android dan iphone , memborong jualan para pedagang, memberikan motor, memberikan kebun,  memberikan rumah, memberangkatkan umroh , membantu anak jalanan untuk sekolah kembali, membantu tunanetra agar dapat melihat kembali, membantu difabel dengan memberikan kaki palsu agar dapat memudahkan aktifitas, sampai membuat rumah makan gratis. 

Konten bagi-bagi yang dibuat Willie Salim memang dikhususkan bagi orang yang membutuhkan dan tidak ditarik pungutan biaya apapun, karena harapan dari konten berbagi Willie yaitu bisa memotivasi masyarakat untuk saling berbagi dan bukan menjadi wadah baru untuk mengemis di era digital.

Melalui konten berbagi Willie Salim menimbulkan dampak positif dan negatif. Positifnya dapat memotivasi masyarakat untuk melakukan berbagi seperti Willie Salim, tapi hal ini juga memiliki dampak negatif yaitu membuat masyarakat jadi cenderung memiliki mental miskin dimana hanya meminta tanpa berusaha, apabila tidak diberi justru mengecam Willie Salim. Tentunya banyak juga yang terkena penipuan yang harus membayar untuk mendapatkan hadiah dari Willie Salim. 


Pola pikir dan pola hidup seperti ini yang perlu diubah, karena untuk mendapatkan sesuatu kita perlu berusaha dan bukan meminta. Tenaga yang seharusnya bisa untuk mencari pekerjaan dan bekerja bisa terbuang sia-sia hanya untuk minta-minta. Akibat banyak yang terkena penipuan dan banyak netizen yang minta-minta sampai mendatangi rumahnya, Willie Salim pun akhirnya menghentikan konten bagi-bagi tersebut.

Kejadian ini dapat memberi pelajaran bagi netizen masyarakat Indonesia untuk lebih mengandalkan usahanya untuk bekerja dibanding minta-minta, dengan mengembangkan sikap proaktif, percaya diri, dan mandiri yang menjadi kunci untuk memerangi mental miskin dan menciptakan masyarakat yang lebih produktif dan sejahtera.

Sumber: Koentjaraningrat. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan, (Jakarta: PT Gramedia 1985), h. 31. 

Tiktok Willie Salim

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun