Fenomena munculnya bahasa gaul sebetulnya sudah lama beredar bahkan seringkali menjadi bahasa untuk berkomunikasi di semua lini dalam pergaulan. Bahasa gaul seringkali sebuah solusi untuk menambah keakraban. Hal tersebut ada pada komunikasi lisan maupun tertulis.
Komunikasi lisan tentu sudah menjadi kebiasaan saat berkomunikasi di kalangan remaja. " Hei, lo mau kemane ? ", ucap salah satu remaja kepada temannya. Seolah bahasa itu menjadi familiar daripada mengatakan, hai kamu mau kemana. Ucapan "lu lu gue gue" awalnya hanya beredar di kalangan masyarakat betawi atau wilayah Jakarta. Namun, dengan perkembangan media televisi yang jangkauannya luas sampai pelosok. Masyarakat jadi tahu dengan ucapan tersebut dan seringkali menggunakan bahasa itu dalam berkomunikasi, meskipun di wilayah jawa atau luar jawa.
Selain komunikasi lisan, bahasa gaul juga sudah dibiasakan dalam komunikasi tertulis. Sejak zaman media SMS dengan handphone bermerk nokia 3310, menulis aku dengan gw ( guwa/saya), atau dengan singkatan-singkatan unik semisal novi (nonton TV) dan sebagainya. Sampai saat ini pun masih berlaku dengan komunikasi melalui akun media sosial lainnya.
Bahasa gaul tentu bisa dipergunakan, tentu dengan kadar dan batasan tertentu. Ketika kegiatan atau rapat resmi, tentu lebih baik menggunakan bahasa indonesia yang sesuai ejaan yang disempurnakan. Begitu juga, bahasa gaul harus bisa memfilter kapan digunakan, jangan kepada orang yang lebih tua semisal berkomunikasi dengan guru dan orang tua dengan bahasa gaul.
Sebenarnya apa sih bahasa gaul itu ? menurut media wikipedia, bahasa prokem atau Bahasa gaul adalah ragam bahasa indonesia nonstandar yang lazim digunakan di jakarta pada tahun 1970-an yang kemudian digantikan oleh ragam yang disebut sebagai bahasa gaul. Bahasa prokem ditandai oleh kata-kata Indonesia atau kata dialek Betawi yang dipotong dua fonemnya yang paling akhir kemudian disisipi bentuk -ok- di depan fonem terakhir yang tersisa.
Misalnya, katabapak dipotong menjadi bap, kemudian disisipi -ok- menjadi bokap. Diperkirakan ragam ini berasal dari bahasa khusus yang digunakan oleh para narapidana. Seperti bahasa gaul, sintaksis dan morfologi ragam ini memanfaatkan sintaksis dan morfologi bahasa Indonesia dan dialek betawi.