Mohon tunggu...
Abdul Malik
Abdul Malik Mohon Tunggu... Penulis seni - penulis seni budaya

penulis seni. tinggal di malang, ig:adakurakurabirudikebonagung. buku yang sudah terbit: dari ang hien hoo, ratna indraswari ibrahim hingga hikajat kebonagung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dyah Mayangsari, Ketua Dewan Kesenian Malang 2014-2018

1 April 2015   00:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:42 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wawancara dengan DYAH MAYANGSARI,

Ketua Dewan Kesenian Malang

Oleh Abdul Malik

Musyawarah Seniman Dewan Kesenian Malang (MUSIM), telah digelar pada tanggal 23 Maret 2014 di Gedung Dewan Kesenian Malang Jl. Majapahit 3. Ibu Dyah Mayangsari terpilih sebagai Ketua Dewan Kesenian Malang periode 2014-2018. Untuk mengetahui program-program Dewan Kesenian Malang, saya mengadakan wawancara dengan Ibu Dyah Mayangsari, Rabu (6/8/2014). Saya tambahkan juga wawancara dengan beliau sebelumnya, bersama  Bapak Herujogi dan Bapak Solihin Bahari di Dewan Kesenian Malang.(19 dan 20/9/2011).

Selamat atas terpilihnya sebagai Ketua Dewan Kesenian Malang yang baru.Program-program apakah yang akan dikerjakan Dewan Kesenian Malang?

Terima kasih. Program Dewan Kesenian Malang untuk tahun pertama adalah mengembalikan image bahwa Dewan Kesenian Malang adalah rumah seni, rumahnya para seniman dan mereka yang mencintai seni dan budaya. Dewan Kesenian Malang sebetulnya jembatan para seniman dan birokrat serta instansi-instansi terkait dengan seni budaya. Dewan Kesenian Malang sedang meng-update database seniman di Kota Malang. Kami memiliki banyak program antara lain pelatihan seni. Dewan Kesenian Malang bukan EO (even organizer).

Tiga bulan pertama setelah saya terpilih sebagai Ketua Dewan Kesenian Malang yang saya lalukan adalah ngantor di  Gedung Dewan Kesenian Malang  di Jl.Majapahit 3 dari jam sebelas siang sampai jam dua belas malam, terkadang malah sampai setengah dua pagi. Tentu ini bukan urusan mudah. Saya punya keluarga, suami dan anak. Saya punya pekerjaan. Dua belas jam sehari selama tiga bulan stand by di Gedung Dewan Kesenian Malang. Salah satu keluarga saya sempat memberi komentar,” Apa nggak sekalian bawa koper ke Dewan Kesenian Malang?”. Selama tiga bulan itu saya bertemu begitu banyak orang, begitu banyak karakter. Termasuk seniman yang selama sekian puluh tahun tak pernah menyentuh Dewan Kesenian Malang saat itu ‘turun gunung‘ dan bersilaturahmi. Saya bersyukur dengan progress itu.

Selama tiga bulan ngantor di Dewan Kesenian Malang, saya punya program baru namanya program wangsit. Program ini muncul tiba-tiba, spontanitas semisal acara kerja bakti bersih-bersih Gedung Dewan Kesenian Malang. Saat ide itu muncul, saya langsung nelpon beberapa pengurus dan sahabat. Awalnya mereka kelabakan dengan program yang saya ajukan via telepon tersebut. Dalam kegiatan kerja bakti bersih-bersih Gedung Dewan Kesenian Malang ternyata yang ikut banyak wajah-wajah baru. Lewat program kerja bakti itu saya juga ingin menakar siapa-siapa saja yang mau bekerja. Kalau acara makan-makan ya pastinya banyak yang hadir ya..

Selama tiga bulan ngantor di Dewan Kesenian Malang, saya bertanya dalam hati, kenapa banyak tamu yang datang, melihat-lihat, ngobrol sebentar terus pulang. Saya menemukan penyebabnya yaitu jumlah kursi yang sedikit di Gedung Dewan Kesenian Malang. Tamu-tamu ingin duduk lebih lama namun jumlah kursi kurang banyak. Solusinya ruang kantor kami renovasi dan sekarang suasananya lebih nyaman. Kawan-kawan seniman perupa membantu memberi sentuhan airbrush di ruangan tersebut. Silakan berkunjung ke Gedung Dewan Kesenian Malang di Jalan Majapahit 3.

Bagaimana kerjasama Dewan Kesenian Malang dengan Pemerintah Kota Malang?

Setelah terpilih sebagai Ketua Dewan Kesenian Malang, saya dan pengurus Dewan Kesenian Malang diundang silaturahmi oleh Bapak  Ir. Ade Herawanto MT, Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang di kantor beliau. Inti pertemuan tersebut adalah  membahas taman kota yang difungsikan sebagai taman seni. Dewan Kesenian Malang mendapat tawaran untuk memanage kegiatan seni yang akan diadakan di taman kota tersebut. Yang dapat dicatat disini adalah antara Dewan Kesenian Malang dan Pemerintah Kota Malang berlangsung baik.

Kegiatan apa saja yang telah dilakukan pengurus Dewan Kesenian Malang yang baru terpilih, sampai saat ini?

Lomba tari se-Malang Raya dalam rangka Hari Tari se-Dunia, April 2014. Apresiasi Wayang Kulit dan Sarasehan bersama dalang Ki Djathi Koesoemo dengan lakon Kongso Adu Jago, 31 Mei 2014.

[caption id="attachment_406941" align="aligncenter" width="300" caption="Dyah Mayangsari, Ketua Dewan Kesenian Malang Periode 2014-2018. (dok.Dyah Mayangsari)"][/caption]

Darimanakah sumber dana untuk kegiatan-kegiatan tersebut?

Saya dan kawan-kawan pengurus Dewan Kesenian Malang yang baru terpilih belum dilantik oleh Walikota Malang, sehingga pos anggaran dari Pemerintah Kota Malang masih belum cair. Solusinya ya saya upayakan dari dana pribadi agar kegiatan berjalan lancar. Dana untuk dua kegiatan tersebut juga tidak terlampau besar. Untuk Lomba Tari se-Malang saya hanya mengeluarkan dana tujuh ratus ribu rupiah. Spanduk, banner dll saya minta sumbangan dari sahabat saya Sasmita L.Rahayu, yang bekerja sebagai Marketing Communication Malang Town Square (Matos). Sebelumnya saya sering menjadi juri berbagai lomba tari dan modelling yang diadakan Matos. Sementara untuk pelaksanaan lomba tari saya full di support sahabat saya, Ana, penari, alumnus Universitas Negeri Malang. Saya hanya membayar sewa sound system sebesar tujuh ratus ribu rupiah. Untuk Apresiasi Wayang Kulit dan Sarasehan saya hanya mengeluarkan dana lima juta rupiah. Honor dalang gratis karena dalangnya Bapak saya sendiri, konsumsi dibantu Ibu saya, wiyogo juga gratis. Untuk dua kegiatan tersebut saya mengandalkan network (jejaring) yang telah saya jalin bertahun-tahun dengan berbagai pihak.

Bagaimana kiat-kiat Ibu dalam memilih pengurus baru Dewan Kesenian Malang?

Saya hanya mencari orang-orang yang sehat bukan orang-orang yang pintar. Yang saya maksud sehat disini adalah sehat badannya, sehat pikirannya. Saya akan membuktikan bahwa saya mencintai  Dewan Kesenian Malang.

[caption id="attachment_406956" align="aligncenter" width="300" caption="Pelantikan pengurus Dewan Kesenian Malang (17/9/2014). dok.Dewan Kesenian Malang"]

1427841325522944795
1427841325522944795
[/caption]

Dewan Kesenian Malang didirikan di Malang pada tanggal 31 Desember 1973 untuk waktu yang tidak ditentukan. Para pendiri Dewan Kesenian Malang antara lain Hazim Amir, dkk.

Kegiatan di Dewan Kesenian Malang dalam waktu dekat?

Musisi Malang Bersatu bekerja sama dengan Badan Pengurus Harian (BPH) Musik Dewan Kesenian Malang mengadakan Halal bihalal di Gedung Dewan Kesenian Malang, Jl. Majapahit 3, Minggu, 10 Agustus 2014 mulai jam tiga sore hingga sebelas malam. Ada Pameran Foto Lintas Tahun Lintas Generasi, dari Jaman Gedung Tenun-GOR Pulosari Malang hingga hari ini. Ada bazar Soak (kaos) plus penjualan CD album band-band Malang. Ada penampilan band, antara lain ANTZ Community, Hellsoil, Rompok Bolong, Wordi dkk (Oi Malang), Crimson, Metamorfosic, Predator, Vesparasta, Youngster, Arema Voice, Malang Legendary, Betterman, Artrockyah, Tropical Forest, SATCF, Begundal Lowokwaru (masih tentatif), dan jamm session musisi Malang. Ada pentas tari topeng Malang. Kegiatan  terbuka untuk masyarakat umum dan tidak dipungut tiket.

Dyah Mayangsari, lahir di Blitar, 10 Maret 1970. Putri pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Djathi Kusumo dan Ibu R.A.Sri Andi Astuti.  Dyah Mayangsari menikah dengan Ir. R. Agoes Soerjanto dan memiliki seorang putra R.Billy Putranto Suryanto. Belajar seni tradisi sejak kecil mulai tari klasik, bali. Namanya pun tercatat sebagai pemecah rekor MURI sebagai pelatih tari salsa terbanyak (475 orang).

Adakah pengalaman berkesenian semasa kecil yang berkesan?

Tahun 77/78 , sepulang dari sekolah di SDK Mardi Wiyata di Jl. Celaket 21, saya mampir ke Gedung Kesenian Cenderawasih yang saat itu menjadi sekretariat Dewan Kesenian Malang. Saat itu saya kelas 5. Saya ikut kursus tari pada  Lembaga Pendidikan Tari  yang dikelola Dewan Kesenian Malang. Saat itu yang melatih tari adalah Amiseno (alm), Lesmonodewo (alm), Pak Yongki Irawan, Bu Titik, Pak Cattam AR, Pak Martono (alm), Bu Made (untuk tari bali). Saya terkesan dengan suasana guyub dari Bapak dan Ibu pengurus Dewan Kesenian Malang saat itu. Om Yuwana, Pak Yongki, Pak Bowo. Mereka bisa mengadakan aktivitas kebudayaan meski saat itu  gak punya uang. Ada solidaritas kesenian yang besar yang tumbuh saat itu. Saya mencatat satu hal bahwa kalau kita punya keinginan yang kuat akan goal kalau ada solidaritas yang kuat dari komunitas seni . Om Yuwana (alm), Pak Bowo, Pak Yongki, telah memberikan tauladan pada saya.(*)

Contact person:

Dyah Mayangsari

Ketua Dewan Kesenian Malang
Jl. Majapahit 3 Malang

e-mail: dewankeseniankotamalang@gmail.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun