Mohon tunggu...
kura2 80
kura2 80 Mohon Tunggu... -

aku wakacipuy sama kamu

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Citarum Racuni Warga

9 Oktober 2014   15:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:45 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari lalu berpapasan dengan tiga orang bersepeda motor. Semuanya memakai rompi bertuliskan "relawan Bandung". Relawan Bandung sejauh yang saya tahu baru ada di kota Bandung. Yang menarik dari tiga orang itu adalah kenyataan bahwa ketiganya warga Kabupaten Bandung. Ketiganya jadi relawan kota Bandung. Maka apa alasan untuk tidak mengagumi kinerja Kang Emil? Jangankan warga Kota Bandung, warga luar kota pun rela hati menjadi relawan untuk kota Bandung.

Itu semata bukan karena cinta Bandung, tapi salah satunya berkat cara kerja Ridwan Kamil yang disukai banyak orang. Maka tidak heran jika saat ini secara perlahan perubahan mulai terlihat. Bahkan beberapa teman saya yang asli luar Jawa Barat mengaku enggan kembali ke kota asalnya, dia lebih merasa nyaman tinggal di kota Bandung. Kota yang menurutnya saat ini memberikan harapan kepada seluruh warganya.

Lain halnya dengan kota ketiga relawan tadi, yakni Kabupaten Bandung. Kabupaten yang kini dipimpin oleh Dadang Naser itu tampak seperti tak bercita-cita. Selama menjabat, Dadang Naser hampir tidak punya program nyata untuk Kabupaten Bandung. Dia hanya menjabat sekadar formalitas. Sejujurnya saya kecewa dengan kinerja Pak Dadang Naser.

Coba sesekali anda lewat ke sekitaran sungai Citarum. Seiring dengan panjangnya musimkemarau, volume air sungai Citarum kini sangan sedikit. Sampah-sampah yang lama mengendap di dasar sungai kini terlihat jelas. Bau busuk menyengat hampir ke seluruh daerah aliran sungai. Melewatinya saja saya sampai mual, bagaimana dengan orang yang tinggal di kampung sekitar itu? Mereka tinggal di kawasan itu dengan tingkat kepadatan penduduk yang sudah tinggi, harus menghisap udara berbau busuk sampah Citarum setiap hari.

Kalau saya orangtuanya Dadang Naser, ingin sekali saya tarik hidungnya dan saya bawa ke pinggiran sungai Citarum, lalu saya paksa dia menginap semalam di kampung dekat sungai. Agar dia tahu betapa sampah Citarum sudah meracuni warga yang tinggal di radius hingga satu kilometer dari sungai Citarum. Muak saya dengan pak Dadang Naser. Sungai Citarum memang bukan hanya tanggungjawabnya seorang. Tapi sebagai pemimpin daerah Kabupaten Bandung, mengapa hanya diam membiarkan sungai dipenuhi sampah seperti itu?

Dadang Naser juga sudah membiarkan puluhan pabrik membuang limbahnya yang super kotor ke sungai-sungai. Dia juga sudah biarkan pabrik-pabrik itu membuang limbah berupa asap beracun setiap hari. Kenapa Dadang Naser begitu euweuh kawani??? kalau tidak bisa bantu tingkatkan kesejahteraan warga Kabupaten Bandung, setidaknya tolonglah kurangi penderitaan warga Kabupaten Bandung dari bau busuk sampah yang memadati sungai Citarum. Jangan diam saja di Soreang, Kabupaten Bandung itu luas!!!

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun