Mohon tunggu...
kupasotomotif
kupasotomotif Mohon Tunggu... Teknisi - pengamat otomotif

Seorang peneliti / konsultan free energi, kesehatan alternatif dan pengamat otomotif

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Trolling di Sosmed jadi Trend, Wajar bila Hoaks Mudah Menyebar

29 Mei 2020   19:11 Diperbarui: 29 Mei 2020   19:11 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Spyglass Entertainment

Di jaman dulu troll artinya orang yang suka berdebat dengan fakta - fakta yang salah. Mereka mengaku seperti seorang ahli padahal sebenarnya bukan. Mereka suka mempermainkan logika dan tidak percaya pada referensi - referensi dari sumber yang terpercaya. Bahkan dari sumber pemerintah, dari sumber institusi ternama pun dianggap mereka sebagai sumber yang bisa dipelesetkan.

Sekarang ini sepertinya arti trolling sudah berubah. Orang yang menggunakan alasan "baik" tidak lagi dianggap trolling. Apalagi bila yang menjadi member sudah terkondisikan bahwa apapun yang dikatakan pemimpin grup adalah benar. Padahal yang menjadi pemimpin grup tetap saja manusia. Mereka juga bisa melakukan kesalahan.

Grup semacam ini banyak kita jumpai di facebook. Mayoritas member adalah troll. Tidak hanya di grup yang kecil, tapi juga terjadi bahkan di grup dengan anggota ratusan ribu. Biasanya di grup ini ada orang yang dinamakan suhu. Suhu ini sering dianggap orang yang paling benar. Bila ada orang yang memposting berbeda dari apa yang dikatakan suhu mereka, maka pasti akan dibully.

Ciri - ciri troll bisa kita lihat di grup seperti ini. Banyak yang mengaku sebagai ahli. Mereka suka melakukan permainan logika atau permainan kata - kata. Mereka tidak perduli penjelasan dari sumber resmi, website resmi, website terkenal, dst. Mereka juga suka menggunakan alasan bahwa informasi cuma bisa didapatkan secara offline, seperti misalnya buku kuliah, laporan ilmiah, dst. Padahal bila benar ditelusuri secara langsung, apa yang mereka katakan adalah bohong. 

Mereka yang mengaku ahli juga sering menunjukkan titel, jabatan (sering tidak relevan) dan almamater. Tapi mereka juga tidak segan - segan menjatuhkan lulusan institusi lain atau bahkan dosen dari almamater mereka sendiri. Mereka juga tidak akan pernah mengakui sumber referensi bila sumber referensi tersebut bisa didapat secara online.

Ada beberapa contoh dimana mengungkapkan fakta di grup seperti ini akan mendapatkan trolling. Seperti misalnya soal manfaat magnet di selang bensin kendaraan. Mereka lebih percaya review majalah, lebih percaya review produk pasar daripada penelitian universitas. 

Mereka tidak mau mengakui bahwa reviewer majalah dan produk tidak mengerti prasyarat penggunaan magnet di selang bensin. Mereka lebih memilih bahwa penelitian di universitas tersebut sebagai penelitian bohong - bohongan, tidak perduli bila itu universitas mereka sendiri.

Penulis juga pernah ditrolling ketika membahas soal apa arti HTHS (sifat kekentalan oli mesin) di spesifikasi oli mesin. Penulis tunjukkan penjelasan dari dosen universitas lokal, website lembaga oli terkenal, dst. Tapi mereka tetap ngotot bahwa penjelasan di majalah online lebih dipercaya.

Penulis juga pernah ditrolling ketika mengatakan bahwa menggunakan masker tidak mencegah penularan virus Corona. Penulis sudah tunjukkan bukti penularan masal di pabrik, pasar dan rumah sakit, tapi tetap tidak percaya. Mereka juga tidak mengakui penjelasan dari WHO, badan riset internasional, juga hasil simulasi yang diposting di TV internasioanl.

Banyak yang mengaku ahli dan lebih tahu dalam hal itu. Ada yang mengaku perawat dan dokter. Namun mereka tidak melihat fakta. Argumentasi mereka lemah dan sering berputar - putar. Ada yang mengaku punya keahlian, namun sering kali tidak relevan. Ada yang mengaku punya pengalaman, tapi sayang apa yang ia ungkapkan tidak sesuai dengan kenyataan.

Sayangnya banyak yang menjadi pendukung troll tersebut. Dan semua merasa bahwa mereka yang benar. Mayoritas juga kebanyakan buta bahasa Inggris dan sangat sedikit sekali yang membaca referensi yang dimaksud. Sebagian besar hanya ikut - ikut tapi merasa sangat yakin bahwa apa yang mereka ucapkan pasti benar. Cocok sekali dengan definisi troll. Langsung serbu tanpa berpikir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun