Mohon tunggu...
Kumil Laila
Kumil Laila Mohon Tunggu... -

Selalu berusaha dan bersyukur.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lebih Baik Keturunan Cowok atau Cewek?

19 April 2018   03:43 Diperbarui: 19 April 2018   04:16 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
wholesale-in-china.org

Keinginan memilki anak laki-laki dibandingkan dengan perempuan saat ini memang masih banyak terdapat pada sebagian calon orang tua dan orang tua. Apalagi bagi seorang ayah, anak laki-laki dianggapnya lebih dapat meneruskan cita-citanya, karena ia lebih kuat dibandingkan dengan anak perempuan. Perlakuan orang tua terhadap anak perempuan dan laki-laki sejak kecil berpengaruh terhadap sikap dan tingkah laku mereka, sehingga anak laki-laki bersikap maskulin dan anak perempuan bersikap feminim.

Sejak awal kehidupan, orang tua memandang anak laki-laki dengan perempuan itu memang berbeda. Terdapat penelitian dari Jacklin dan Maccoby (1984) dan Power & Parke (1982), yang menyebutkan bahwa perbedaan persepsi ayah dan ibu yerhadap bayinya sudah ada bahkan sejak sebelum lahir.

Menurut hasil penelitian mereka, ayah ternyata lebih menunjukkan perasaan senangnya begitu mengetahui anaknya yang baru lahir adalah laki-laki. Tidaklah dijelaskan mengapa hasilnya bisa demikian. Yang jelas, perlakuan perbedaan ini akan berlangsung terus sampai sianak menjadi dewasa.

Pemberian sifat-sifat, Kegiatan-kegiatan dan tingkah laku yang berbeda pada anak laki-laki dan anak perempuan sebagai usaha untuk memerankan perannya dalam masyarakat disebut sex-typing.

Kalau perempuan dianggap lebih lembut, halus, lemah dengan kegiatan yang lebih banyak di dalam rumah, seperti main masak-masakan, main bonekaketimbang anak laki-laki yang permainannya lebih kearah luar rumah dan bersifat kasar.

Seorang ibu akan lebih senang membelikan anak laki-laki permainan seperti robot, mobil balap pedang-pedangan, kura-kura, ninja dibandingkan bila anak tersebut merengek minta dibelikan boneka atau peralatan masak-masakan.

Demikian pula jika anak mulai sudah besar sedikit, ayah atau ibu akan cemas apabila melihat anak perempuannya belum pulang ke rumah begitu waktunya harus pulang ke rumah. Lain halnya dengan anak laki-laki, seolah-olah dianggap jamak saja kalau pulang ke rumah.

Keyakinan umum tentang perbedaan jenis kelamin dan peran yang harus dijalankan sesuai jenis kelaminnya disebut sex-role.

Ada beberapa stereotip yang berlaku bagi laki-laki dan perempuan. Misalnya, laki-laki yang menyukai pelajaran matematika dan ilmu pengetahuan dianggap hebat. Sebaliknya, bidang kesenian dianggap lebih sesuai untuk perempuan daripada laki-laki, sehingga kalau ada anak laki-laki yang memilih bidang seni dianggap keperempuanan.

Penekanan ini secara tidak sadar dilakukan sejakanak kecil. Seorang ayah begitu marah besar ketika tahu anaknya yang laki-laki memilih ekstrakurikuler menari daripada melukis. "Mau jadi apa kau nanti? Tidak bisa, papa tidak suka lihat anak laki-laki menari, "ujar sang ayah. Tinggalkan si anak menangis.

Tekanan sosial yang lebih besar pada anak laki-laki agar bertingkah laku sesuai dengan perannya menyebabkan sex-typing anak laki-laki lebih penting dibandingkan anak perempuan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun