Mohon tunggu...
Gerardus Kuma
Gerardus Kuma Mohon Tunggu... Guru - Non Scholae Sed Vitae Discimus

Gerardus Kuma. Pernah belajar di STKIP St. Paulus Ruteng-Flores. Suka membaca dan menulis. Tertarik dengan pendidikan dan politik. Dan menulis tentang kedua bidang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Home Visit, Solusi PJJ di Masa Pandemi Covid-19: Kisah dari Spentig Hewa

3 Desember 2020   21:43 Diperbarui: 6 Desember 2020   03:15 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SMPN 3 Wulanggitang, Hewa. (Foto: Dokumentasi pribadi)

Jangankan jaringan internet, jaringan telepon seluler saja masih ada desa yang belum menikmatinya. Di beberapa desa, tower telkomsel sudah berdiri, namun masih menggunakan jaringan 3G dimana jaringannya kadang-kadang mengalami gangguan karena masih mengandalkan mesin generator.

Dari sisi ekonomi, masyarakat tergolong ekonomi lemah. Latar belakang masyarakat/ orang tua murid mayoritas petani dan nelayan. Karena itu sekitar 90 persen siswa SMPN 3 Wulanggitang tidak memiliki HP dan atau laptop.

Kosa kata yang ditulis siswa selama BDR. Sumber foto group WA Spentig Hewa. (Foto: Dokumentasi pribadi)
Kosa kata yang ditulis siswa selama BDR. Sumber foto group WA Spentig Hewa. (Foto: Dokumentasi pribadi)

Dari gambaran di atas, SMPN 3 Wulanggitang jelas tidak bisa menjalankan pembelajaran jarak jauh secara online. Karena itu pilihan logis adalah pembelajaran dilakukan secara offline. Kunjungan ke desa-desa tempat tinggal siswa mesti dilakukan. Ya, guru harus melakukan home visit.

Untuk mendukung kesuksesan pembelajaran jarak jauh melalui home visit, sekolah melakukan pemetaan wilayah domisili siswa. Siswa dibagi dalam beberapa kluster/ wilayah yaitu Buranilan dan Lewoawan, Riang Baring, Watobuku, Tabana, Duang, Hewa, Kokang, dan Pantai Oa. Guru-guru SMPN 3 Wulanggitang kemudian didistribusikan dalam kluster-kluster tersebut berdasarkan jumlah siswa di setiap wilayah.

Berdasarkan hasil rapat dewan guru, home visit dilakukan satu kali dalam satu minggu yaitu pada hari Sabtu. Selama pembelajaran dari rumah, guru mata pelajaran menyiapkan bahan ajar dan soal latihan bagi siswa. 

Selain itu, siswa juga diberi tugas secara umum yaitu menanam tanaman umur panjang, membuat/ menulis daftar kosa-kata/ kata-kata sulit/ baru/ asing bagi mereka, dan menulis aktivitas hariannya di jurnal sesuai format yang disiapkan sekolah.

Demi kelancaran kegiatan home visit, sekolah bekerja sama dengan pemerintah desa. Lembaga sekolah menyurati pemerintah desa untuk memberitahu kegiatan yang akan dilakukan dan meminta bantuan pemerintah untuk mengumumkan/ memberitahukan kepada orang tua siswa kegiatan dimaksud. 

Pemerintah desa sangat welcome dengan upaya yang dilakukan sekolah ini. Walau bertatap muka secara langsung, protocol kesehatan Covid-19 tetap dijalankan.

Bersama 2 rekan guru, kami mendapat tugas mendamping siswa di wilayah Pantai Oa. Dan saya mendampingi siswa kelas VIII sebanyak 13 orang. 

Setiap kali melakukan home visit, guru membagikan bahan ajar yang disiapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran. Selain mendampingi siswa mempelajari materi pelajaran dan membantu siswa menyelesaikan tugasnya, mengecek tugas siswa selama masa belajar dari rumah berupa tanaman umur panjang yang ditanam, memeriksa daftar kosa-kata dan jurnal kegiatan harian siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun