Mohon tunggu...
Kucril
Kucril Mohon Tunggu... -

Proyek penulisan fiksi mini kolaboratif. Silakan masuk melalui tautan di bawah untuk membaca kisah lain yang telah kami unggah. Salam. . . https://kumpulanceritakecil.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menghantui Kematian

11 Januari 2019   00:10 Diperbarui: 11 Januari 2019   00:10 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Menghantui?

Menghantui?

Ah, Slamet tak yakin betul dengan pilihan katanya itu: menghantui.

Menghantui? Ah!

Bukankah ia sudah mati? Bukankah ia yang semestinya menghantui, jikalau hantu selama ini dikatakan perwujudan lain mereka yang telah mati.

Tapi memang begitu adanya.

Ia dihantui --Slamet akhirnya menyerah dengan memilih kata ini karena dirasa pas-- oleh nukilan compang-camping sebuah kisah dalam beberapa malam terakhir. Sejak pucuk salib makamnya tumbang oleh mata gergaji.

Ia lupa pernah membacanya di mana. Tapi begini kurang dan lebihnya:

 Di hadapannya, sahabatnya terkapar di tikar. Kera itu kejang. Mulutnya berbuih...

 Sesingkat itu. Ya, sesingkat itu. Jauh lebih singkat bahkan dari percintaannya dengan istrinya di malam pertama dulu.

 Mangku tak akan memperlakukan sahabatnya seperti itu...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun