Mohon tunggu...
Chaeruddin Tito Nurrasyid
Chaeruddin Tito Nurrasyid Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa Yang Menyukai Geopilitik dan Geoekonomi Dunia

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Implementasi Soverign Wealth Fund di Arab Saudi

1 Februari 2024   22:26 Diperbarui: 1 Februari 2024   23:59 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Microsoft Bing Image Creator

Negara Arab Saudi akan mengubah haluan negaranya dan visi misi Saudi Arabia ke depan. Pemerintah Arab Saudi akan melakukan hal baru dan mungkin bagi sebagian orang sangat radikal. Arab Saudi yang dahulu merupakan negara petro dollar menjadi sebuah negara baru. Negara petro dollar adalah negara yang menjual petrol atau minyak buminya untuk mendapatkan dollar. Pemerintah Arab Saudi telah merancang hal ini demi masa depan bangsa. Kebijakan tersebut dilakukan karena cadangan minyak bumi hanya bertahan 40 tahun, dari saya menulis artikel ini dah setelah itu akan habis. Pertanyaannya "Apa yang terjadi jika cadangan devisa mereka yang berupa Petro Dollar tersebut habis?".


Jawabannya kemungkinan terbesar, akan menjadi negara pariah, atau negara tersingkirkan negara setengah gagal, negara yang bisa diinvasi oleh negara lain. Negara pariah adalah negara dengan kasta terendah.  Sebelum hal itu terjadi maka Arab Saudi mengubah haluan negaranya yang awalnya negara petro dollar menjadi negara lifestyle dan service country atau negara jasa. "Jasa apa yang sebenarnya diberikan oleh Arab Saudi?". Arab Saudi tahu petroleum disebut hanya tinggal 40 tahun. Namun tamu Allah akan bertahan hingga akhir zaman. Maka dari itu Arab Saudi memforward atau menjual Sovereign Wealth Fund. Sovereign Wealth Fund, aramco akan menerbitkan SWF terbesar di dunia. Senilai lebih dari 2000 billion dollar atau sama dengan 10 kali APBN Indonesia. Dana tersebut menggunakan jaminan sebagian dari 40 tahun cadangan minyak bumi mereka yang mereka ambil sekarang atau di forward istilahnya. Dana tersebut difungsikan untuk membangun negara wilayah jazirah Arab Saudi untuk melayani 10 juta tamu Allah setiap tahunnya. Arab Saudi akan membangun hotel, rumah sakit, serta membangun sarana infrastruktur lainnya. Demi melayani tamu Allah semaksimal mungkin.


Pelajaran apa yang dapat kita ambil dari strategi negara Arab Saudi. Intinya bagi Indonesia begini cara kita penulis dan pembaca melihat tanah air Indonesia tercinta. "Berapa lama dunia ini sudah berputar pada porosnya?". Maka jika pertanyaan itu diluncurkan jawabannya mungkin adalah jutaan tahun bumi berputar pada porosnya. Penulis ilustrasikan meniupkan sebuah bola transparan yang diberi glitter kecil-kecil yang mengkilap. Lalu dicoba putar bola plastik tersebut selama 1 jam yang kencang. "Apa yang terjadi?". Glitter kecil-kecil tersebut akan menempel di sekitar garis tengah bola tersebut demikian juga Indonesia. Mineral di bumi banyak yang menempel di Indonesia. Semua unsur ada di tabel periodik, dan semua ada di Indonesia. Maka kekayaan alam kita miliki, tidak dimiliki oleh bangsa lain. Hal tersebut karena sudah milyaran tahun, jutaan tahun bumi berputar pada porosnya dan poros tersebut sebagian besar adalah Indonesia. Implementasi tersebut seperti menghitung cadangan nikel atau cadangan pasir besi, belum lagi cadangan emas,perak,Platinum dan mineral lainnya. Kita pilih satu mineral saja, lalu cadangan tersebut kita terbitkan Sovereign Wealth Fund. Dana yang diambil dari Sovereign Wealth Fund tersebut membangun sektor produktif. Contohnya membangun smelter atau membangun infrastruktur dinamis lainnya. Maka kita tidak perlu berhutang dan tata kelola anggaran pendapatan belanja negara atau APBN. Cukup terbitkan SWF berbasis mineral satu saja, 10% saja nilainya maka 2000 billion dollar bisa kita dapat itu 10 kali APBN dan hal tersebut menjadikan Indonesia negara super power dalam 5 tahun kedepan. Pertanyaannya terakhir, Jadi Apalagi Yang Ditunggu Wahai Pejabat Bangsa?.  Terima Kasih

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun