Mahasiswa Semester VI STP St. Petrus keuskupan Atambua sedang melaksanakan Magang II (Wirausaha) di berbagai tempat usaha seputar Kota Kefamenanu-Kabupaten Timor Tengah Utara.Â
Mahasiswa diterjunkan ke lapangan magang pada hari Rabu (02/02/2022). Pelaksanaan magang yang baru berlangsung beberapa hari ini membuat para mahasiswa mengungkapkan bermacam-macam perasaannya.
Roy Nabu yang sedang melaksanakan magang di salah satu rental komputer mengungkapkan perasaannya bahwa, "Saya sementara magang di Rental Kumputer.Â
Ada beberapa hal yang saya rasakan bahwa ternyata cari uang itu susah. Selain itu saya dituntut untuk setia dan sabar dalam melayani banyak orang. Lalu tidak ada kesempatan untuk pegang HP, karena banyak pekerjaan yang harus dilakukan."
"Setelah melaksanakan magang selama beberapa hari ini, saya dan teman saya Devy Tefa bisa merasakan betapa capenya seorang karyawati dalam menangani keperluan pelanggan. Kita dituntut untuk teliti dan penuh tanggung jawab agar tidak mengecewakan pelanggan. Seperti ribonding rambut dengan langkah-langkahnya yang begitu banyak. Kami harus berhati-hati dalam mengoleskan obat agar tidak terkena kulit kepala. Selain itu kami harus bisa mengatur waktu, dari bisa mendiamkan obat tersebut sesuai waktu yg ditentukan, lalu bilas hingga bersihkan sambil memijat kepala, hingga pengeringan dan proses pencatokan."
"Perasaan yang kami alami ialah kami sangat bergembira sebab kami dapat mengetahui hal-hal baru seperti bisa menggunakan skaf dan bor dalam bekerja sebagai tukang kayu. Selain itu kami belajar untuk membuat profil, bisa dumpul, bisa membuat lidah kursi, sponing, bisa mengunakan gergaji listrik, pahat, memasang kosen pintu yang sudah didesain. Hal-hal inilah yang baru kami dapat dan alami selama beberapa hari ini. Kami sangat senang sebab kegiatan yang kami lakukan ini dapat menumbuhkan, mengembangkan kemampuan dan keterampilan dalam dunia kerja nyata."
"Menurut pendapat saya, magang ini memang sangat bermanfaat bagi kami sebagai seorang mahasiswa. Bahwa bukan hanya mengetahui teori atau pengetahuan yang diajarkan, tetapi kami langsung praktek di lapangan. kami dituntut untuk bisa menampilkan keterampilannya yang kami miliki. Kami berjuang untuk tahu dan bisa  menjahit walaupun awalnya terasa sulit tapi ketika kaki kita sudah diletakkan di mesin, hal sulit bisa diatasi."
"Kegiatan magang ini sangat bermanfaat bagi kami karena kami belajar sesuatu yang baru dan akan menjadi bekal bagi diri sendiri. Di sinilah pikiran kami terbuka bahwa kalau teori saja itu tidak cukup tetapi harus disertai praktek sehingga seseorang bisa lebih memiliki banyak pengalaman dalam mengolah hidup. Misalnya, membuat tempe, selama ini hanya beli dan makan tetapi sebenarnya sulit dalam pengolahannya karena setelah mol kacang kita harus merendamnya. Setelah direndam dan uap air itu tdk begitu baik maka akan berpengaruh pada tempe yaitu cepat rusak. Kacang tersebut harus benar-benar kering dan campuran ragi tempe harus sesuai dengan cuaca jikalau tidak maka akan mengalami kerusakan."
"Perasaan sayabegitu bahagia karena bisa belajar sesuatu hal yang belum pernah saya lakukan dalam hidup ini yakni belajar menginjak mesin jahit. Jujur saja kemarin hari pertama kaki saya sangat sulit untuk mengayun mesin tersebut, tetapi hari ini saya benar merasa senang karena sudah bisa jahit satu sarbet. Walaupun sulit tetapi saya terus berusaha dengan sabar hati. Terima kasih untuk kesempatan yang indah ini."
Untuk diketahui bahwa para mahasiswa tersebar di sekitar 30-an tempat usaha di seputaran kota Kefamenanu. Rencananya, Magang Wirausaha yang dilaksanakan ini akan berlangsung selama satu bulan, mulai awal Februari hingga awal Maret 2022 ini. (KU)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI