Mohon tunggu...
Kristo Ukat
Kristo Ukat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Dosen di STP St. Petrus Keuskupan Atambua-Kefamenanu-Timor-Nusa Tenggara Timur

Menulis, Membaca, Fotografi, Bertualang

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Rekreasi ke Benteng Lapis Tujuh

31 Januari 2022   09:40 Diperbarui: 31 Januari 2022   10:39 1348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rombongan mendapat arahan dari Ketua STP sebelum memasuki kawasan Benteng Tujuh Lapis di kawasan Gunung Lakaan. (Dokpri)

Rest Area di Fulan Fehan. (Dokpri)
Rest Area di Fulan Fehan. (Dokpri)
Di dalam benteng ini terdapat sebuah lingkaran yang disusun rapi dengan batu plat. Di tengahnya terletak sebuah batu. Batu ini sejak pertempuran biasanya digunakan sebagai tempat untuk mengubur kepala manusia. 

Saat menang dalam peperangan, kepala manusia akan diarak dan dibawa ke sini kemudian dirayakan dengan mengadakan pesta keliling batu ini. Katanya, ratusan orang dapat masuk ke tempat ini saat merayakan pesta pada saat itu. 

Pintu Gerbang menuju padang sabana yang indah. (Dokpri)
Pintu Gerbang menuju padang sabana yang indah. (Dokpri)
Selain itu, sda juga kuburan-kuburan yang di tempatkan di sini berdasarkan status sosial dalam hidup bermasyarakat kala itu. Ada kuburan tertentu yang tidak boleh dibelakangi karena ini adalah kuburan sang raja. 

Letak kuburan raja berada di tempat paling tinggi dan  kuburan permaisuri terletak di belakang makam raja. Semua tata letak ini mencerminkan struktur sosial masyarakat Dirun. 

Setiap batu yang ada, dimiliki oleh sukunya masing-masing di dalam lingkaran ini. Benteng Tujuh Lapis ini disebut juga dengan nama Benteng Makes. Tempat ini dianggap keramat dan memiliki sekian banyak pantangan yang harus ditaati oleh setiap pengunjung termasuk para rombongan wisata ini. Ketika masuk ke tempat ini, tidak boleh merusak tumbuhan. 

Foto bersama di area padang. (Dokpri)
Foto bersama di area padang. (Dokpri)
Di tempat ini terdapat juga sebuah lingkaran yang terbuat dari batu sebagai sadang atau mot di mana semua orang berkumpul bisa berkumpul di dalamnya pada zaman itu. Ada juga tiga batu yang dilambangkan sebagai tiga nenek moyang. Merekalah yang berhak mengambil keputusan dan memberi informasi kepada raja termasuk saat memenggal kepala manusia. 

Rombongan wisata sangat bahagia setelah meninggalkan Benteng Lapis Tujuh ini. Rombongan akhirnya menikmati suguhan indah padang sabana ini, kemudian makan bersama pada siang harinya. Menjelang sore, ketika hujan rintik disertai angin kencang dan selimut kabut, rombongan akhirnya perlahan-lahan meninggalkan tempat penuh pesona ini menuju kampus. (LN)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun