Mohon tunggu...
Jojo Simatupang
Jojo Simatupang Mohon Tunggu... Guru - Sarjana Pendidikan | Guru | Penulis

Menjadi manfaat bagi banyak orang dan menjadi lebih baik setiap harinya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Waspada Penipuan Berkedok Panggilan Kerja

10 Maret 2017   10:53 Diperbarui: 10 Maret 2017   20:00 1388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="pencari kerja. Sumber: https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcS5D9sBY7tsjM9CRFxwMOscthzDIB0Eld_Qa3f_U03WV5Gc5hXF"][/caption]

Bagi anda yang baru saja lulus dari jenjang pendidikan dan menginginkan bekerja, tentu sangat mendambakan sebuah pekerjaan. Lamaran pekerjaan baik yang sesuai dengan bidang/minat, sampai yang beralih dari bidangnya diajukan. Bukan hanya itu, lamaran ke tempat-tempat bergengsi seperti perusahaan besar menjadi impian pelamar. Persepsi perusahaan besar sebagai simbol gengsi dan penghasilan besar, sudah tertanam di berbagai lapisan masyarakat. Tidak sedikit orang membanggakan perusahaan tempatnya bekerja.

Pencarian lowongan kerja secara langsung (bertanya pada tempat tujuan), juga secara tidak langsung (mecari melalui media). Tetapi untuk era yang modern saat ini, pencarian lowongan kerja secara langsung di rasa sangat tidak efisien, selain membutuhkan waktu sangat banyak, kepastian belum juga berada di genggaman tangan.

Mencari lowongan pekerjaan melalui media di rasa lebih efektif, tanpa buang waktu lama, sebuah perusahaan atau tempat bekerja sudah pasti sedang membutuhkan karyawan/pegawai. Media yang paling mainstream yakni koran. Koran sebagai sumber berita, menjadi media yang mudah didapati. Keakuratan koran bahkan melebihi keakuratan media elektronik. Mengapa? Perusahaan harus merogoh sedikit kocek untuk memasang iklan lowongan pekerjaan kepada media koran tersebut.

Media koran sebagai surat kabar bukan satu-satunya media mencari lowongan pekerjaan, era modern sudah melahirkan sumber lowongan pekerjaan lebih mudah dan efisien. Hal itu selaras dengan perkembangan zaman dan rutinitas masyarakat modern yang menggunakan teknologi dalam kesehariannya, ditambah internet sebagai media pelengkapnya. Lowongan di media elektronik bisa didapati dari broadcast/sebaran di media sosial bahkan pesan berantai suatu aplikasi chat. Tetapi, di tengah majunya teknologi dan pesatnya hoax, penipuan terus berlanjut. Bagaimana dengan situs pencari kerja seperti jobsdb, jobsid, dan jobstreet?

Mencari kerja sepertinya sudah menjadi hal yang utama bagi pencari kerja, baik fresh graduate, mau pun yang berpengalaman. Situs-situs pencari kerja diciptakan seperti Jobs DB, Jobs ID, dan Jobstreet, bahkan ada pula aplikasinya seperti LinkedDin. Salah satu situs tersebut berani menggandeng Kementerian Tenaga kerja sebagai bentuk situs tersebut terpercaya. Namun, tidak juga.

Perusahaan besar yang dibanggakan setiap pelamar menjadikan nafsu dan ambisi tersediri, inilah momen yang dimanfaatkan pelaku penipu. Dengan mencantumkan logo perusahaan, alamat, dan rentang gaji menggiurkan, hal-hal ini mengundang pelamar untuk mendaftarkan dirinya. Setelah itu, jawaban atau panggilan wawancara menjadi tahap selanjutnya. Jika tidak dipanggil, kekecewaan mendalam melanda diri pelamar, jika diterima, alangkah bahagianya pelamar tersebut.

Kejadian ini beberapa kali menimpa pelamar yang mendapat balasan/undangan interview. Isinya merupakan surat yang mengundang wawancara seolah surat tersebut asli dan legal. Tetapi jika anda jeli, anda akan tahu kejanggalan-kejanggalannya. Berikut ulasannya:

  1. Perhatikan kop surat. Kop surat sebuah perusahaan pasti dijelaskan secara rinci, mulai dari logo perusahaan, nama perusahaan, alamat resmi, dan kontak telepon. Pastikan juga kualitas gambar yang baik, jika kualitas buruk dapat dipastikan palsu.
  2. Perhatikan nomor surat. Nomor surat memang ditentukan berdasarkan sistem kantor, tetapi masih ada penipu yang lalai dengan nomor surat. Nomor surat yang lazim ada adalah tahun pembuatan. Jika anda melamar di tahun 2017 tetapi di nomor surat tertulis I/RV/Pelindo/12/2015, dapat dipastikan palsu.
  3. Perhatikan struktur surat. Surat yang resmi bersifat baku. Kandungannya berisi kop surat, nomor surat, hal, tanggal, tujuan surat, pendahuluan, isi, penutup, tempat dan tanggal, tanda tangan, dan cap stempel. Jika tidak berarturan atau tidak sesuai, dapat dikatakan palsu.
  4. Perhatikan tujuan surat. Jika anda melamar dengan tujuan HRD, anda akan dibalas dengan nama anda, bukan pelamar atau calon karyawan. Jika bukan nama anda, bisa saja surat salah kirim atau memang surat dibuat untuk disebarkan secara broadcast.
  5. Perhatikan alamat email pengirim. Jika alamat email perusahaan menggunakan domain gratisan seperti yahoo atau gmail, patut dicurigai, apa lagi alamat tersebut berisikan nama orang yang mengaku manajer dsb. Sebuah perusahaan apa lagi perusahaan besar memiliki situs perusahaan yang memungkinkan perusahaam menggunakan domain pribadi.
  6. Perhatikan struktur surat. Jika surat ditulis tidak sesuai pembukaan, isi, dan penutup, wajib dicurgai.
  7. Perhatikan ejaan dan penggunaan kata. Jika struktur baku bahasa tidak sesuai EYD atau PUEBI, lazimnya penggunaan huruf kapital pada nama orang, perusahaan, nama kota, spasi setelah tanda baca, dan lain sebagainya tidak sesuai, dapat dikatakan palsu. Meskipun surat dikirimkan dengan bahasa Inggris sekali pun, jika tidak sesuai maka dinyatakan salah.
  8. Perhatikan nama pejabat yang menyatakan/menandatangani. Jika nama tersebut menyatakan jabatannya, periksa jabatannya apakah sesuai bidangnya yaitu perekrutan atau bukan. Jika bukan, dapat dikatakan palsu.
  9. Perhatikan legalitas surat. Jika surat yang legal terdapat tanda tangan dan cap, maka demikian juga dengan surat panggilan lamaran kerja. Jika hanya nama tanpa stempel, dapat dikatakan palsu.
  10. Perhatikan surat lainnya/lampiran. Jika terdapat dokumen lain atau lampiran yang berisi iming-iming uang untuk ditransfer, keberangkatan sesegera mungkin, mengarah untuk cepat ambil tindakan tanpa pikir panjang, hal tersebut berpotensi palsu. Karena dalam bekerja, bahkan untuk training tidak ada pungutan. Segala transportasi jika diminta ke luar kota adalah tanggungan perusahaan, ada juga berdalih kerja sama dengan suatu travel yang akan mempersiapkan keberangkatan anda, jangan mudah percaya karena itu hanya meminta data anda dengan alasan untuk pemesanan tiket pesawat, belum lagi anda diminta mentransfer sejumlah uang untuk tiket yang nantinya diganti. Hal tersebut dapat dipastikan palsu.

Dari 10 hal tersebut perlu menjadi sebuah kewaspadaan bagi setiap orang, siapa pun baik melamar pekerjaan atau tidak. Karena sebuah tindak kejahatan saat ini semakin marak, penipuan semakin tumbuh pesat. Jangan terlalu mudah mengambil keputusan dan selalu terbuka kepada setiap orang. Sikap individual dan pendiam sangat rentan dan merugikan anda sendiri. Berbagilah pengalaman dan mintalah masukan orang-orang yang anda percaya atau lebih bijaksana.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun