Mohon tunggu...
Heart Light
Heart Light Mohon Tunggu... Mahasiswa - Heart Light🍓

Simple girls 🌷🍀 🌷and be my self Life is Love❤️

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Intuisi

12 Februari 2022   05:00 Diperbarui: 12 Februari 2022   05:11 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image : opowaeono.blogspot.com

Matahari tepat berada di ubun-ubun, panas menyengat di kulit tak terhiraukan. Stefano bersama Amri mengenakan motor menuju jalan raya. Udara pengap, asap kendaraan hitam keluar dari knalpot bus.

 Motor terus melaju, dalam perjalanan hati Stefano terusik. 

“Cek banmu, udah lama belum kamu isi udara," suara ini muncul dalam hati Stefano.

Siang ini jalanan berjejal, hanya mereka yang cakap membaca peluang akan dapat jalan. Nyala stopan lampu menghentikan laju mereka, namun memberi peluang untuk ngobrol. Tak berselang lama, lampu hijau nyala, Stefano segera melajukan kendaraan dengan kencang. 

Dalam hatinya, bisikan alarm untuk mengecek ban muncul kembali kembali, saat berada di dekat bengkel langganannya. Motornya berada di pinggir, namun hatinya gelisah, seperti ada pertentangan. 

“Nanti kan bengkel isi angin di depan.”

Dilewatinya bengkel itu sampai beberapa meter, hingga tiba-tiba motor terasa bergoyang-goyang. Dikurangi kecepatan, namun motor semakin tak seimbang, dihentikannya mendadak motor itu di pinggir jalan, depan sebuah pasar.  Mereka berdua turun, dijagang motor bebek itu. Tampak ban belakang sudah kempes.


“Wahh bocor Ri, “ kata Stefano sedih.


“Kita cari tambal ban di depan sana,” kata Amri memberi solusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun