Mohon tunggu...
Kristin Siahaan
Kristin Siahaan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Observer, Theological Student'15

Mulai dan nikmati prosesNya.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Polisi Khusus Rumah

3 Maret 2021   09:17 Diperbarui: 3 Maret 2021   09:31 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Yosef selalu menjadi sasaran pelaksanaan penjagaan ketat polisi khusus di rumah Talita. Di keluarga mereka, ada tiga orang bersaudara yakni Talita, Rut dan Yosef. Yosef adalah anak laki-laki tunggal di keluarga mereka. Saat ini, Yosef sedang mempersiapkan diri untuk masuk ke sekolah kepolisian. Setiap hari ia pergi ke bimbingan belajar khusus kepolisian dan berharap dapat lulus di tahun ini.

Dengan ditemani gitar kesayangannya, ia selalu mengalunkan nyanyian untuk beribadah kepada Tuhan. Setiap hari, ia tidak pernah lupa melakukan ibadah. Tetapi dalam minggu ini, ia jarang melakukan ibadah. Akhirnya polisi khusus rumah mereka mulai turun ke lokasi. Tugas pertama di tahun 2021 adalah mengingatkan untuk melaksanakan ibadah kembali. "Polisi khusus di rumah" mereka adalah Talita sendiri, kakak pertama Yosef.

Saking kesalnya dengan kicauan merdu dari Talita, sebutan polisi khusus diberikan oleh Yosef padanya. Memang dibandingkan dengan ibunya yang cerewet, Talita terkadang melebihi ibunya. Alamak. He He...

            Selaku anak pertama sekaligus kakak tertua, Talita sadar betul tugasnya menjaga adiknya dan keamanan di rumah. Mandat tersebut selalu disampaikan kedua orang tuanya yakni untuk menjaga adik-adiknya. Ia selalu siap mengamankan setiap kondisi yang kurang kondusif di rumah mereka khususnya masalah persaudaraan. Oleh karena Talita sudah menyelesaikan pendidikan di bangku perkuliahan dan adiknya Ruth sedang menyusun tugas akhir.

Tanggung jawab terbesar ada padanya untuk mendidik adiknya. Lagi pula, Yosef sedang berada di masa peralihan untuk menggapai cita-cita, ia perlu banyak mendapat arahan dan teguran untuk hal yang salah. Karena pergaulan yang buruk akan merusakkan kebiasaan yang baik pikirnya.

            Kembali lagi ke tugas pertama polisi khusus, ia berusaha mengingatkan jadwal ibadah Yosef dan ia menaati arahan dari Talita. Bukan hanya dalam jadwal ibadah saja, tugas lain yang dikerjakan oleh polisi khusus ini adalah memeriksa setiap kegiatan harian adiknya. Alias ia hobi dengan pertanyaan mendetail seperti 'tadi kamu dari mana? Sama siapa saja? Makan apa tadi disana? Enak makanannya? Dan berapa harganya?"


Yosef sering pusing tujuh keliling dibuatnya. Karena kesalnya, ia selalu menyebut kakaknya itu dengan "polisi khusus rumah" Satu kali ia pergi ke sebuah pusat perbelanjaan bersama dengan teman-teman alumni sewaktu duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA). Sepulangnya dari tempat itu, sebelum masuk ke dalam rumah Yosef mulai berceloteh sendiri:

"Pasti setelah ini, polisi khusus nanya dari mana kamu tadi, siapa temanmu dan makan apa, berapa harganya? Kuhitung dari tiga, dua, satu."

Benarlah dugaan Yosef begitu ia membuka pintu dan masuk ke rumah, Talita sudah berdiri di ruang tamu dan mulai menanyai dengan pertanyaan pertama

"Yosef....udah jam berapa ini? Kamu dari mana saja?"

Yosef tertawa: "ha ha ha... betul kan tebakanku selalu nanyanya kamu dari mana, sama siapa?

"Jawab pertanyaan kakak, kamu dari mana saja?" tanya kakaknya lagi.

"Dimana-mana hatiku senang kak, pisss..." jawab Yosef.

"Oh... kakak kenai sanksi pertama ya... besok kamu bertugas menyikat kamar mandi. Kamu dikenai sanksi karna pergi tanpa lapor ke kakak" tegas kakak.

"Jangan dong kak, kan aku cuma bercanda. Kakak ini serius banget sih..." bujuk Yosef.

"Tidak, kamu harus tetap menyikat kamar mandi, laporan selesai" kata Talita.

"Bener, bener deh kakak ini polisi khusus rumah kita, masak setiap kali main harus laporan juga, pokoknya kalau main, aku gak mau lagi kakak pantau." ujar Yosef.

"Okelah, kalau itu yang kamu mau, kakak akan lakukan."

Mendengar pertikaian mereka, ibunya menegur keduanya.

"Eits... kalian berdua kemari."

"Baik bu" kata keduanya menjawab serempak.

"Kenapa kalian jadi bertengkar? Talita menjawab lebih dulu" kata ibu.

"Adik nih bu... aku dikatai polisi khusus terus, mulai membantah untuk diperhatikan" jelas Talita

"Lanjut adik, kenapa bisa begitu? Tanya ibu lagi

"Kakak nih ma, aku bukan gak suka kakak perhatiin, tapi selalu saja pertanyaannya kayak orang yang sedang diwawancarai. Kepo (bahasa gaul) banget, aku kan udah besar bu..." jelas Yosef

"Sudah ibu paham. Begini Yosef dan Talita, ibu tidak membela dari antara kalian berdua. Tapi ibu punya teguran untuk keduanya. Buat Talita dulu, Talita... kamu memang kakaknya, tapi kamu juga harus memperhatikan hak adikmu, berikan dia kebebasan sedikit. Karena kalian kan sudah pada dewasa, harus sudah bisa punya penguasaan diri untuk sesuatu yang akan menjerumuskan kalian di luar sana. Jadi jangan lagi terlalu detail bertanya."

"Kemudian Yosef, kamu Yosef... jangan pernah melawan, tapi beri penjelasan dengan sabar. Kakakmu bermaksud baik untuk menolongmu tidak masuk ke pergaulan buruk. Kalau kamu ingin marah, langsung ingat kalau kak Talita itu mau melindungimu. Ibu dan ayah memang sudah memberi mandat untuk menjaga kalian pada kakakmu. Lagipula, kamu perlu menganggap kakak sebagai orang yang lebih tua darimu sehingga harus selalu dihormati nasihatnya."

"Saran dari ibu, coba dehkatakan saja, kakakku yang manis, jangan gitu dong nanyanya, sekali-sekali tanyain kamu sehat gitu dong? He he... belajar kendalikan emosi ya anak-anakku. Ayo sekarang kalian berdamai" Jelas ibu.

"Wek... malas banget memuji padahal yang bener bu." Ejek Yosef.

"Ada saat kita perlu meredam situasi yang panas nak" kata ibu.

"Aku memang manis tau." balas Talita.

"Sudah-sudah, sekarang salaman dan saling memaafkan." Pinta ibu

"Siap laksanakan bu." Kata mereka berdua.

Meski orang tua mereka bukan berprofesi sebagai polisi atau tim keamanan, mereka terbiasa untuk menyebut siap dan laksanakan. He He. Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun