Mohon tunggu...
Kristianus Ato
Kristianus Ato Mohon Tunggu... Administrasi - Pendiam

mencoba yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Membias

23 Juni 2018   09:01 Diperbarui: 23 Juni 2018   09:06 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjijikan!

Tidakkah kamu mendengar raungan itu? Sudah hampir dua hari ini raungan menggelitik kuduk itu terdengar. Namun kamu bersikap datar saja seolah indera perekam bunyimu sedang bermasalah. Padahal lihat tetanggamu sedang menahan tawa geli.

Seperti pagi tadi kamu masih juga belum merasakan perubahan yang terjadi. Ruangan seketika menjadi hening. Tak seperti pagi lainnya di awali sapaan disertai humor segar menyegarkan.

***

Rintik hujan malam ini membangkitkan kembali belenggu rasamu. Duduk seorang diri di depan teras. Merasakan misteri kebisuan malam. Semilir angin malam menerpa dedaunan. Gemericik air hujan berjatuhan menghadirkan irama indah mengalun.

Irama batinmu menyingkap perlahan kejadian tiga hari kemarin. Hari pertama, kamu menahan tawa geli ketika mendengar ocehan anak Ibu bakul pecel pinggir jalan langgananmu. Anak gadis itu berusaha merayu beberapa pelanggan yang sedang antri membeli. "Ayo mas,langsung dua bungkus ya untuk jatah makan siang sekalian. Sebab ini kalau lauknya habis sudah langsung tutup. Tidak ada lagi. Oalahh... di bujuki ngk gelem." tutupnya dengan raut  wajah sedikit memerah. Sebab tak ada reaksi apapun dari para pelanggan.

Sedangkan Ibunya hanya diam menunduk sembari gerakan tangannya terus membungkus. "Dua belas ribu mas." Seseorang menyerahkan pecahan uang 50 ribu dan 2 ribu kemudian menunggu kembalian. Namun si Ibu kembali sibuk membungkus pesanan berikut.

"Lho bu kembalianku belum"

"Lehh.. uangnya pas kok tadi"

"Ngk bu tadi uangnya 52 ribu"

Entah apa yang di pikirkannya. Ibu itu tetap bersikukuh uangnya pas ketika bayar. Sontak beberapa orang yang sedang berjejer menunggu antrian tersenyium simpul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun