Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Labuan Bajo, Labuhan Mata

24 Juni 2021   22:14 Diperbarui: 25 Juni 2021   00:09 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadi Kristianto Naku

Mencicipi atmosfer kota yang dijuluki destinasi "super premium" Labuan Bajo adalah monumen berharga yang boleh saya abadikan hari ini. Saya berangkat pukul 05.00 menyusuri bibir kota dengan lencana pagi yang masih senyap. Aroma kota di pagi hari belum tersentuh apapun. Saya mempercepat langkah.

Dari daerah ketinggian Wae Bo, speed langkah dilaju ke arah Puncak Waringin. Puncak Waringin sebagai salah satu pucuk best view di kota destinasi ternama ini memang menakjubkan. Pagi hari, Puncak Waringin belum disentuh warga. Masih ramping, tenang, sepi, dan anggun.Pesona pesisir pelabuhan yang kini diapiti bangunan megah Marina Hotel juga membuat wallpaper kota sejuk di kelompak pandang.

Saya berhenti sejenak di Puncak Waringin. Beberapa warga pemburu pagi yang sehat, lari dan ikut mengabadikan momen. Tak banyak. Hanya beberapa. Maklum di masa pandemi virus korona, tak banyak yang datang ke Labuan Bajo. Meski tak banyak disambangi warga karena korona, pesona Labuan Bajo tetap menyimpan keindahan.

Dari Puncak Waringin saya meneruskan upaya berburu angin segar di bibir pantai. Kampung Ujung dan Pelabuhan Labuan Bajo. Di sana, deretan penjual keliling sudah ready dengan jajakan kuliner menyengat raga. 

Lapak-lapak sekejap mata ini hadir mengisi ruang santai menyambut mentari pagi. Di sekujur bibir pantai, perahu dan kapal-kapal siap nyeberang berbaris mendekorasi panorama tata pantai. Menakjubkan. Keindahan Labuan Bajo memang menyimpan kesan. Jauh-dekat, Labuan Bajo memberi kepuasan bidikan indera.

Desain pedestrian juga memberi warna pada keindahan tata kota. Sekujur jalan kota, dari Puncak Waringin, Kampung Ujung menuju ke selatan tertata apik. Semua lokasi pedestrian diberi aksesoris ramah pengelihatan. Lampu jalan dan deretan pohon lontar membuka pori-pori rasa takjub. Saya sendiri ingin lebih lama berhenti dan mengamati. Desain kota "super premium" memang membius ingatan.

Panorama Bajo dibidik dan disimpan ke dalam ingatan. Dalam ingatan, seluruh imajinasi bahasa menyembur keluar melalui postingan, kata-kata, dan catatan. Saya tak tangguh membeberkan keindahan Bajo. Sampai di sini!

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun