Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bahaya Ritual Kebohongan dalam Penelitian

15 Januari 2021   21:39 Diperbarui: 15 Januari 2021   21:54 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, pada umumnya, objek penelitian yang paling laris mendapat tender kontrak adalah orang miskin. Orang miskin adalah lahan subur, di mana tesis-tesis tentang transformasi para pakar mendarat. Yang menarik adalah, orang miskin merasa menaruh trust terhadap para peneliti ini -- apalagi kalau yang meneliti adalah seorang elite, pakar/ahli tertentu atau bahkan seorang mahasiswa/i.

Seperti benalu, para peneliti ini menguras habis data personal (baca: keluhan) dan harapan si miskin. Dengan menggunakan pendekatan ala perempuan kulit putih dalam film The Server -- yang mengisahkan seorang wanita kulit putih yang berjuang mengekspos kekhawatiran para pembantu kulit hitam di Amerika -- para peneliti berlagak sok tahu. Semua data private (ya demi akurasi hasil penelitian si peneliti), orang miskin (objek penelitian) tak tanggung-tanggung mengekspos semua hal private mengenai hidupnya.

Lalu apa hasilnya? Adakah sesuatu yang baru datang dari hasil pengumpulan data si peneliti terutama bagi mereka yang diteliti? Umumnya tidak. Kalau bagi si peneliti, memang ia mendapat banyak income dari hasil marketing observasinya, tapi bagi yang diteliti sama sekali nihil. Dan, ironisnya lagi, setelah sepuluh tahun kegiatan penelitian, si peneliti semakin kaya dan yang diteliti tetap seperti sedia kala (miskin).

Si peneliti diundang ke mana-mana, yang diteliti tidak pernah diundang; si peneliti berpindah tempat tinggal, yang diteliti ditinggal meninggal; si peneliti menulis buku, yang diteliti menulis kebuntuhan hidup, si peneliti mendapat standing applause dan disanjung-sanjung di ruang persentasi atau newsroom, yang diteliti mendapat celekikan dan tawa ria para hadirin yang mendengar cerita si peneliti.

Ya itulah mafia -- mafia di bidang akademis. Orang miskin pun menjadi objek bernilai jutaan rupiah bagi si peneliti. Seperti halnya dunia bisnis, si calo selalu mendapat banyak nilai lebih dan extra keuntungan karena daya obralnya sangat kuat.

Begitupun juga dalam penelitian, si peneliti mendapat keuntungan besar karena kekuatan data-data yang diobralnya. Bertahun-tahun si miskin yang diteliti menanti hasil penelitian para pakar itu (mudah-mudahan ada perubahan), sampai rambut ujung beruban pun, si peneliti tidak akan menoleh ke sampel penelitiannya.


Maka, prospeknya masyarakat harus menekankan suatu proyek persetujuan jika mau membuat penelitian. Caranya, adalah dengan membuat sebuah kontrak perjanjian atau konsensus. Inilah asuransi kehidupan mereka yang diteliti agar sewaktu-waktu tidak ada kebohongan yang dilembagakan dalam kegiatan penelitian tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun