Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menakar Daya Kritis dan Bahasa Saji Media Konvensional

22 Desember 2020   21:38 Diperbarui: 22 Desember 2020   21:50 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagai koran cetak nasional. Sumber: kedaipena.com

Kata gaya juga sepertinya dibuat-buat dan terkesan "show off." Saya memang mengamini bahwa budaya pamer memang baik untuk situasi pandemi sekarang, setidaknya pamer bagaimana bisa hidup sehat. Pertanyaannya jika hidup sehat itu hanya soal pamer, apakah upaya menyeberangkan pola hidup sehat yang dilakukan TNI benar-benar dihidupi anak-anak?

Kata gaya, sesuai pemahaman saya soal ongkos, membuat istilah ini tak terlalu "at home" dan "friendly minded." Dalam hal ini, kata gaya tidak membuat orang kerasan. Toh namanya gaya. Namanya juga trend. Hari ini bisa, besok mungkin hilang. Gaya itu kondisional. Ia tak menempati dan melekat lama. Ia butuh ongkos setidaknya suasana dan waktu, juga materi. Mungkin hanya untuk masa pandemi. Kan sia-sia jadinya belajar hidup sehat.

Sekali lagi, saya terganggu dengan penyematan kata "gaya hidup sehat" pada kolom berita Harian Pos Kupang. Kesannya sekadar menghidangkan tanpa menyantuni pesan. Mungkin lebih baik dipakai kata "budaya." Kata ini kesannya lebih positif dan membangun ketimbang kata gaya. Setidaknya begitu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun