Di beberapa tempat, kebiasaan individu yang masih sulit untuk tertib berperilaku dan menjaga kebersihan umumnya terbentuk dari lingkungan sosial dan budaya yang kurang mendukung tata tertib. Contoh sederhana, misalnya perilaku beberapa orang yang suka membuang sampah di depan rumah, di jalanan, atau di sungai.Â
Ini soal kebiasaan dan cara berpikir yang perlu diperbaiki. Tidak sedikit nasihat, pendidikan, sosialisasi, bahkan kampanye dilakukan untuk mengubah cara pikir masyarakat. Tujuannya untuk membangun kesadaran, kepedulian, dan kepemilikan sebagai kebutuhan bersama.
Pernah terjadi, seseorang ditegur atas perilaku negatif di atas kereta. Yang terjadi justru pertengkaran antara yang ditegur dan yang menegur. Orang yang ditegur merasa bahwa orang tidak layak dan tidak punya hak untuk menegurnya. Akibatnya, orang merasa risih karena tidak ingin terjadi keributan sehingga menarik diri untuk menegur.
Semestinya, jika sudah tahu salah, mestinya orang dengan rendah hati minta maaf dan mengakui kesalahan. Ini konsep berpikir yang perlu dibiasakan.
Kebiasaan negatif lain adalah duduk di sembarang tempat di stasiun atau halte. Orang sering merasa bahwa tempat itu seperti milik pribadi sehingga berbuat semaunya. Di stasiun, beberapa kali ditemukan orang duduk di kursi tetapi kakinya di luruskan. Orang yang lalu lalang tentu merasa terhalang.Â
Ada penumpang yang duduk lesehan di lantai dan bersikap seolah sedang piknik di taman. Duduk melingkar dan menghalangi lalu lintas penumpang lain. Mereka seolah tidak peduli keberadaan orang lain di sekitarnya dan cenderung pasif pada lingkungan.
Memang mengubah mindset orang dan kebiasaan buruk di transportasi umum tidak mudah dan tidak cepat. Mereka perlu diberikan pemahaman tentang manfaat transportasi umum bagi orang banyak dan kenyamanan yang diharapkan dari layanan transportasi umum. Jika kita saja membutuhkan kenyamanan, tentu orang lain juga membutuhkan kenyamanan tersebut.Â
Ada yang mengatakan bahwa mindset akan berubah jika kenyamanan dan keamanan terpenuhi, sehingga orang merasa dihargai dan tertarik untuk berperilaku sesuai norma yang berlaku di transportasi umum. Tapi, perilaku negatif di transportasi umum tetap terus diupayakan hilang dalam berbagai cara. Sanksi tegas dapat menjadi referensi untuk memberi efek jera.
Kita ingin perjalanan dengan transportasi umum dapat berlangsung dengan nyaman dan aman tanpa gangguan seperti yang saat ini masih terjadi. Kita berharap juga, kesadaran masyarakat terus terbangun.*** Â
Baca juga:Â Dalam Dunia Imaginasi : Seandainya Aku Adalah Penegak Hukum
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI