Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Teacher St Bellarminus-Jakarta, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sikap Hormat, Jembatan Perilaku Antargenerasi

4 Desember 2024   22:28 Diperbarui: 5 Desember 2024   13:09 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar hormat kepada yang lebih tua. | Sumber: pngtree.com

Orang yang lebih tua sering kali memiliki wawasan dan pelajaran hidup yang berharga berupa pengetahuan dan kebijaksanaan. Mereka bisa menjadi tempat bertanya dan menimba pengalaman hidup. Dengan menghormati mereka, akan membantu kita untuk belajar dari pengalaman mereka.

Menghormati orang lain, terutama yang lebih tua, juga membantu kita mengembangkan rasa empati dan toleransi terhadap perbedaan generasi. Jika sikap Ini diabaikan, berpotensi untuk membuat hubungan antara generasi menjadi renggang. 

Tanpa sikap hormat, kita mungkin akan kehilangan kesempatan untuk belajar dari pengalaman hidup orang yang lebih tua, yang dapat memperkaya hidup kita.

Di tengah budaya bangsa Indonesia yang religius, ketidakpedulian terhadap nilai-nilai menghormati orang yang lebih tua dapat mengarah pada penurunan moralitas dan spiritualitas pribadi.

Mengapa Banyak Generasi Muda Kurang Memiliki Rasa Hormat?

Ilustrasi gambar hormat. (Sumber: pngtree.com)
Ilustrasi gambar hormat. (Sumber: pngtree.com)

Fenomena kurangnya rasa hormat di kalangan anak zaman sekarang adalah tantangan yang kompleks dan memerlukan perhatian serius dari semua pihak terkait.

Dengan memahami penyebabnya dan menerapkan solusi yang tepat, kita dapat membantu membentuk generasi muda yang lebih menghargai nilai-nilai kesopanan dan saling menghormati.

Dari berbagai pengamatan, ditemukan beberapa faktor yang berkontribusi pada fenomena ini. Salah satu penyebab utama kurangnya rasa hormat adalah pengaruh media.

Sebagian anak-anak saat ini mulai terpapar berbagai konten di televisi, film, dan media sosial. Konten-konten itu sering menampilkan perilaku kasar dan tidak sopan.

Seringnya anak-anak melihat konten negatif membuat anak-anak "terbiasa" sehingga lama kelamaan menjadi sesuatu yang normal bahkan cenderung menjadi sesuatu yang menarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun