Mohon tunggu...
Kris Ibu
Kris Ibu Mohon Tunggu... Penulis - Sementara bergulat

Mulailah dengan kata. Sebab, pada mulanya adalah kata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bripka Winardi: Teladan Polisi Humanis

22 Juni 2021   09:59 Diperbarui: 22 Juni 2021   10:48 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

detik.com
detik.com
Bagai batu yang ditetesi embun dan perlahan-lahan terkikis, pendekatan ini membuahkan hasil. Supriyadi akhirnya meninggalkan cara hidup 'gelap' tersebut dan melakukan pekerjaan halal: bekerja sebagai buruh bangunan.

Tidak sampai di situ, ketika Supriyadi sudah 'bertobat', Bripka Winardi bekerja bersama dengannya untuk membangun kamar mandi yang adalah hadiah dari pihak kepolisian.

Kisah yang menarik, bukan?

Berkat pendekatan yang humanis kepada masyarakat ini, Bripka Winardi pernah meraih penghargaan dari Kapolda DIY sebagai Role Model Polisi Teladan sebagai penggerak revolusi mental dan pelopor tertib sosial di ruang publik pada tahun 2017.  

tribratanewsbantul.id
tribratanewsbantul.id
Ciri Khas Manusia

Pada dasarnya, manusia memiliki tiga ciri dasar, yakni makhluk yang berakal budi, jasmani dan sosial.


Pertama, berakal budi. Sebagai makhluk berakal budi, kelakuan manusia diatur secara normatif dan bukan secara instingtual.

Kedua, jasmani. Kejasmanian manusia membawa akibat dalam dua arah: manusia membutuhkan benda-benda material agar ia dapat hidup, dan manusia dapat ditindas, ditaklukkan, atau diperkosa melalui medium kejasmanian.

Ketiga, sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia hanya dapat mewujudkan kehidupannya, bahkan menjadi diri, dalam kebersamaan dengan orang lain (Otto Gusti, Hukum dan Hak Asasi Manusia (ms.) STFK Ledalero, hlm. 8).

Tiga ciri khas manusia ini merupakan antitesis atas konsep Thomas Hobbes yang mengatakan bahwa "manusia adalah serigala bagi sesamanya" (homo homini lupus). Bahwa naluri setiap manusia adalah naluri pemangsa yang ingin menguasai orang lain, tegas Hobbes.

Namun, ketika dibenturkan dalam ruang publik kemasyarakatan, manusia mesti rela melepaskan ego-nya. Ia tidak bisa semena-mena menjadi pemangsa bagi orang lain karena manusia berada dalam koridor akal budi yang mampu berpikir kritis atas segala sesuatu, jasmani yang meletakkan batasan kepemilikan seseorang, dan sosial yang membuat perjumpaan setiap orang menjadi akrab dan bersahabat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun