Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (Deepublish, 2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Risma Itu Bukan Oportunis tapi Gila Kerja

20 Januari 2021   07:24 Diperbarui: 20 Januari 2021   07:42 961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tri Rismaharini (Sumber www.gesuri.id)

Terlepas membangun citra atau tidak, yang jelas pemimpin dapat menyentuh tanah, menjadi tidak berjarak dengan masyarakat dan merakyat, lanjut pria yang juga menjadi Dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

#Klarifikasi Kemensos

Dari pihak Kemensos membenarkan dan memberikan dukungan aksi blusukan Risma. Kepala Biro Humas Kementerian Sosial Wiwit Widiansyah mengatakan bahwa apa yang dilakukan atasannya itu dalam upaya menjalankan program Pemerlu Pelayanan kesejahteraan Sosial (PPKS).

#Hasil Penelusuran Kompas

Banyak warga net yang menuduh blusukan Risma sebagai setingan dan gelandangan itu telah di persiapkan sebelumnya. Kompas.com (07/01/2021) mencoba menelusuri keberadaan tunawisma itu.

"Iya. Ketemu ramai-ramai saya enggak tahu. "Saya Jalan ke arah Kota Kasablanka memutar ke mari (Jalan Minangkabau). Ketemu (Risma) di sana (Jalan Jenderal Sudirman)," tambah Nur Saman, tunawisma yang ditemui Mensos Risma.

Pria asli Indramayu itu sehari-harinya sebagai pemulung barang-barang seperti kardus dan botol di sekitar Jalan Minangkabau dan Jalan Sudirman, serta sesekali membantu tambal ban. Ia biasa tidur di trotoar atau emperan toko di Jalan Minangkabau.

Nur Saman (69) pemulung dan serabutan di sekitar Jalan Minangkabau, Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan.(KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO)
Nur Saman (69) pemulung dan serabutan di sekitar Jalan Minangkabau, Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan.(KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO)

____

Mencermati polemik yang ada saya menilai wajar karena apa yang dilakukan Mensos Risma masih tahap awal, khususnya ingin mengetahui permasalahan ibu kota dan akan di tindak lanjuti dengan aksi yang lain.

Namun demikian akan lebih baik apabila Risma dapat berkoordinasi dengan kepala daerah setempat dalam membuat program Kemensos. Dan blusukan tidak hanya dilakukan di Jakarta tetapi juga kota-kota lain di seluruh Indonesia.

Politikus sering mengaitkan blusukan Risma sebagai sebuah pencitraan untuk meraih kursi DKI-1. Bahkan ada beranggapan Risma mempunyai agenda untuk menurunkan elektabilitas Gubernur DKI Anies Baswedan.

Melihat karakter Risma sebenarnya dia bukan tipe pemimpin yang oportunis, terbukti beberapa kali Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menawarkannya sebagai Calon Gubernur Jawa Timur, Gubernur DKI dan menjadi menteri, tetapi tawaran itu ditolaknya karena ia ingin menyelesaikan masa jabatannya sebagai Wali Kota Surabaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun