Tanggal 31 Oktober di beberapa belahan dunia merayakan Halloween. Perayaan ini berasal dari nenek moyang bangsa Eropa yaitu bangsa Celtic, yang berlangsung secara turun temurun hingga saat ini. Cara merayakan Halloween biasanya mengenakan pakaian yang menyeramkan.
Halloween bermula dari tradisi rakyat sebagai tanda selesainya musim tanam dan menyambut musim dingin. Perayaan berasal dari festival Samhain dalam kebudayaan orang Gael, yang dirayakan orang Kelt atau disebut dengan Tahun Baru Kelt.
Orang Kelt merayakannya dengan menyembelih hewan dan menyimpannya untuk persediaan musim dingin. Mereka percaya bahwa saat itu makhluk gaib sedang bergentayangan.
Bangsa Gael percaya pada tanggal itu pembatas antara orang mati dan orang hidup terbuka. Yang dilakukan orang Gael adalah membakar tulang-tulang dari sisa hewan yang disembelih, dan membuat api unggun. Mereka mengenakan topeng dan pakaian seram untuk berdamai dengan arwah jahat.
Pada abad 19 Masehi, orang Irlandia berpindah ke AS, mereka membawa kebiasaan Halloween. Dan bercampur dengan kebudayaan yang mirip dibawa oleh orang Inggris, Jerman, dan Afrika.
Salah satu cara merayakan Halloween bagi anak-anak adalah mengunjungi rumah tetangga dan mengucapkan trick or treat (trik atau sungguhan), untuk meminta permen. Konon setiap perayaan Halloween pemasaran permen melebihi perayaan Natal dan Valentine.
Hingga saat ini negara-negara yang merayakan festival Haloween adalah AS, Irlandia, Kanada, Jepang, Bahama, Selandia Baru, Swedia dan Britania Raya.
Di Indonesia
Di dalam negeri festival Halloween mulai dirayakan di beberapa kota. Tahun 2019 lalu di Jakarta dan Bogor beberapa tempat rekreasi dan hotel menyambut hari menyeramkan itu.
Taman safari Bogor misalnya pada bulan Oktober 2019 menghias taman dengan dekorasi menyeramkan kental suasana Halloween.
Di Jakarta beberapa hotel menyambut perayaan dengan promo bertema Halloween, misalnya panic room, yaitu kamar tidur yang dihias menyeramkan ala Halloween. Atau pesta kostum drakula, setan berjas dan sebagainya.