Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (Deepublish, 2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Gunakan Model 7S, Ketika Perusahaan Mati Suri

22 Oktober 2020   07:03 Diperbarui: 18 Januari 2021   20:26 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Eunice Lui dari Pexels 

Sehingga bukan orang mengawasi orang, namun sistem yang mengawasi orang. Memperbaiki sistem pelaporan baik harian, mingguan, bulanan, kuartal, semester dan satu tahun. Menggunakan KPI (Key Performance Indicator) akan lebih efektif mengetahui kinerja masing-masing karyawan dan departemen.

4. Skill

Skill atau keterampilan di sini termasuk di dalamnya adalah kapabilitas dan kompetensi yang harus dimiliki semua karyawan yang terlibat dalam organisasi perusahaan. 

Apabila memiliki keterampilan atau keahlian tersebut akan meningkatkan kinerja perusahaan dan mencapai sasaran organisasi. Bagian HRD (Human Resources Development) mempunyai peran yang besar mengembangkan keahlian karyawan dengan pelatihan, juga menyusun renumerasi.

5. Staff

Staff atau karyawan yang ada dalam organisasi perusahaan. Sangat tergantung pada saat karyawan tersebut direkrut, kemudian diseleksi, diberikan pelatihan. Juga bagaimana karyawan tersebut diberikan motivasi dan penghargaan. Karyawan sebagai aset perusahaan harus mendapat perhatian dari manajemen. 

Penting adanya promosi jabatan dan grading penggajian. Perusahaan dapat menerapkan reward & punishment dan menentukan gaji sesuai dengan 3P (Performance, Position, People). Program Employee Gathering akan mempererat hubungan keluarga karyawan dengan perusahaan, sehingga dapat meningkatkan kinerja.

6. Style

Yang dimaksud style adalah gaya kepemimpinan. Para pemimpin puncak menjadi barometer para pemimpin masing-masing departemen. Atau dengan kata lain menjadi role model. Gaya kepemimpinan seorang direktur yang membumi, kemungkinan akan ditiru oleh pemimpin di bawahnya.

Walaupun gaya kepemimpinan tidak mudah untuk di rubah namun menjadi tantangan para pemimpin puncak. Komunikasi yang terbuka akan menyerap masukan dari bawahan, sehingga perlahan dapat memperbaiki gaya pemimpin lebih demokratis.

7. Shared Values

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun