Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (Deepublish, 2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Sebuah Refleksi, Akankah Indonesia Gagal Tangani Corona?

18 September 2020   07:46 Diperbarui: 22 September 2020   21:42 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deklarasi KAMI (Kompas.com)

Kesedihan bangsa ditambah dengan fenomena dinasti politik yang dipertontonkan penguasa negara dengan mengusung anak dan menantu menjadi calon walikota secara bersamaan.

Banyak kader partai yang lebih senior dan berpengalaman harus tersisih oleh calon muda anak pejabat yang minim pengalaman birokrasi. Sementara kalau mau membandingkan itu tidak dilakukan oleh presiden-presiden terdahulu.

Berpulangnya Tokoh Pers

Sumber Sathora.or.id
Sumber Sathora.or.id
Pada 9 September 2020 Indonesia telah kehilangan tokoh pers Jakob Oetama yang meninggalkan banyak warisan. Pak JO dikenal sebagai seorang guru, wartawan dan pengusaha grup Kompas Gramedia.

Pria yang berpulang di usia 88 tahun tersebut dikenal sebagai tokoh kritis tetapi santun. Di dalam bekerja selalu mengutamakan kemanusiaan.

Koran Kompas sebagai media terbesar di tanah air dapat menjadi rujukan bagi media lain untuk bertutur kata secara sopan tetapi tidak meninggalkan objektivitas. Kompas dikenal independen karena tidak berafiliasi dengan partai politik manapun.

Kesimpulan

Menyadari virus Corona sudah enam bulan berlangsung dan belum menunjukan hasil yang signifikan, maka diperlukan strategi yang tepat agar efektif dalam penanganan Covid-19. Berikut beberapa hal yang patut menjadi bahan pertimbangan :


#1. Antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, harus berkoordinasi dalam menentukan kebijakan supaya tidak saling menyalahkan. Kebebasan pimpinan daerah untuk membuat kebijakan dengan meminta persetujuan dari Kementerian Kesehatan bukan berarti meninggalkan komunikasi dengan pemerintah pusat.

#2. Pemerintah pusat dan daerah dapat melibatkan tokoh-tokoh masyarakat dan agama untuk memberikan penyuluhan akan pentingnya menjalankan protokol kesehatan. Kepentingan pribadi atau golongan harus di kesampingkan, dan menomor satukan kepentingan bangsa.

#3. Protokol kesehatan yang telah disusun harus dapat dijalankan oleh masyarakat. Para petugas Covid-19 harus tegas kepada masyarakat dan pelaku usaha yang terbukti melanggar protokol kesehatan. Kekurangan petugas dapat ditambah dengan merekrut pramuka, karang taruna dan mahasiswa. Rasanya lebih masuk akal di bandingan melibatkan preman, seperti rencana Wakapolri Komjen Pol. Gatot Eddy Pramono.

Seperti publikasi dalam portal EndCoronavirus.org, ada 32 negara yang telah berhasil mengatasi Covid-19. Salah satunya adalah Vietnam, bukan negara maju namun dapat mengatasi Covid-19 karena respon cepat dan kontrol pemerintah.

Beberapa upaya pemerintah dilakukan meliputi : memberhentikan penerbangan, melakukan karantina, sosialisasi dengan publikasi di banyak tempat, tindakan tegas polisi atas berita hoax sejauh ini ada 800-an orang berurusan dengan polisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun