Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (Deepublish, 2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Sebuah Refleksi, Akankah Indonesia Gagal Tangani Corona?

18 September 2020   07:46 Diperbarui: 22 September 2020   21:42 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Antara/M Agung Rajasa 

Bahkan pada 15 September 2020, sempat terjadi viral tayangan video ambulans yang mengantre saat masuk ke rumah sakit darurat Wisma Atlet Kemayoran Jakarta, tempat pasien Covid-19 di rawat. Peristiwa ini menunjukkan terjadi peningkatan jumlah pasien yang signifikan, sekalipun dibantah oleh Wakil Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu RS. Darurat Wisma Atlet, Brigjen TNI Muhammad Saleh Mustafa. 

Jenderal bintang satu tersebut memberikan klarifikasi bahwa antrean tersebut bukan karena terbatasnya kamar, tetapi disebabkan pintu yang disediakan hanya satu. Dan mulai 16 September 2020 akan ditambah menjadi dua pintu.

Keputusan Anies mendapat kritikan dari beberapa menteri karena mengakibatkan IHSG terpuruk dan tidak ada koordinasi dengan pemerintah pusat. Namun dari pihak kementerian kesehatan menyatakan keputusan Anies tidak memerlukan ijin karena PSBB sebelumnya belum dicabut.

Pemerintahan kota DKI Jakarta sendiri membuat kebijakan meniadakan karantina mandiri karena akan memunculkan cluster baru. Dan pasien positif harus dirawat di rumah sakit yang telah disediakan pemerintah

Peran serta Masyarakat

Masyarakat rupa-rupanya terlena menerjemahkan penerapan New Normal seolah-seolah pandemi sudah berakhir sehingga tidak lagi mematuhi protokol kesehatan. Kemudian yang terjadi banyak bermunculan penderita Covid-19 dari cluster kantor dan cluster keluarga.

Dalam suatu razia yang dilakukan oleh aparat, masih banyak masyarakat yang di temui kurang disiplin dalam memakai masker. Juga masih terlihat warga berkumpul dan tidak menjaga jarak dan mencuci tangan pada tempat-tempat yang sudah disediakan.

Kisah Pilu Keluarga 

Kasus memilukan terjadi di Surabaya yang membuat Dea Winny Pertiwi (27) yang dalam waktu empat hari kehilangan tiga anggota keluarga. Ayahnya meninggal tanggal 30 Juni 2020 satu hari kemudian kakaknya menyusul dan ibunda menghadap Sang Khalik tanggal 2 Juni 2020.

Menurut Dea kakaknya terbukti positif melalui tes swab pada 28 Mei 2020, sedangkan kedua orang tuanya baru dalam tahap PDP (Pasien Dalam Pengawasan). Dea sekarang harus berjuang seorang diri karena pernikahan harus berakhir.

Kisah serupa juga terjadi di Madura, keluarga yang berprofesi sebagai tenaga medis telah kehilangan tiga anggota keluarga. Ayah yang berprofesi sebagai perawat meninggal pada 7 Juni 2020, disusul ibunya pada 15 Juni 2020 dan 39 jam kemudian anaknya yang bernama dr. Anang Eka Kurniawan harus menghadap Sang Khalik.

Ini potret sebagian kecil keluarga Indonesia yang harus berpisah dengan orang-orang yang dicintai. Kisah pilu ini kiranya tidak semakin banyak menimpa keluarga Indonesia.

Dinasti Politik

Gibran-Bobby (Merdeka.com)
Gibran-Bobby (Merdeka.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun