Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (Deepublish, 2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

10 Cara Bijak Mengelola Keuangan Keluarga

15 Juli 2020   08:14 Diperbarui: 16 Januari 2021   21:57 1546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Gustavo Fring dari Pexels

Mengatur keuangan keluarga adalah seni, orang bisa merencanakan rumusan 20% penghasilan di tabung, 30% untuk cicilan rumah atau mobil, 10% untuk dana pensiun dan 50% untuk kebutuhan sehari-hari seluruh anggota keluarga. Namun dalam praktiknya ketika berjalan-jalan di pusat perbelanjaan mata ini mudah tergoda manakala melihat diskon sampai 70% atau beli satu dapat tiga.

Dan dengan mudah kita memutuskan pembelian atas barang yang sebenarnya bukan menjadi kebutuhan, tetapi itu murni keinginan dari respons promosi yang sengaja dibuat untuk menarik minat konsumen. 

Rumusan tersebut menjadi tidak berlaku dan yang terjadi adalah bagaimana perilaku kita atau tingkat psikologi yang menentukan dalam mengelola keuangan.

Berbicara lingkup yang besar yaitu suatu negara maka Indonesia sebagai salah satu negara konsumtif di dunia, jadi sebenarnya kita berada di lingkungan orang-orang yang doyan belanja baik di dalam maupun di luar negeri. 

Kalau kita berbelanja di Singapore kita tidak sulit bertemu orang Indonesia yang sedang shopping di mal, apalagi di dalam negeri tempat-tempat wisata di  Bali, Jogja atau-pun Bandung selalu diserbu oleh orang-orang yang gelap mata berbelanja tanpa melihat harga.

Perilaku orang tua dalam berbelanja saat ini sebenarnya ditentukan oleh ajaran pada waktu anak hingga dewasa, dengan kata lain orang tua mempunyai andil yang cukup besar dalam bersikap mengenai uang. Orang tua yang hemat, biasanya anak akan menirunya dan menerapkannya ketika sudah berkeluarga.

Orang tua yang biasa hidup mewah dan senang memakai barang branded, maka kemungkinan besar anaknya akan meneruskannya. Juga orang tua yang pelit, maka anaknya juga akan berperilaku seperti itu. 

Bagaimana kalau orang tua suka shopping? Membiasakan anak-anaknya diajak ke mal dan berbelanja apa saya yang disukai, sudah bisa di tebak bagaimana anak ini ketika sudah dewasa, tentu hal ini bukan sesuatu yang mutlak dan pasti.

Yang penting kita harus sadar bahwa mengelola keuangan itu tidak mudah, perusahaan besar saja kalau tidak dikelola dengan baik bisa bangkrut, bahkan negara kaya sekalipun bisa jatuh miskin.

Lalu tips apa yang diperlukan dalam mengelola keuangan keluarga, berikut adalah 10 Cara Bijak Mengelola Keuangan Keluarga:

1. Mengubah Mindset

Dari pola pikir, menggunakan uang terlebih dahulu, baru kemudian sisanya di tabung. Hal ini riskan akan godaan memakai uang berlebih, dan kemungkinan sisanya tidak akan besar atau malah ludes terpakai semua. 

Cara berpikir harus diubah menjadi, berapa-pun penghasilan yang diterima maka 20% harus di tabung, dan gunakan uang dari sisa tersebut, angka ini dapat diubah sesuai dengan komitmen bersama suami-istri.

2. Tunjuk Bendahara yang Tidak Boros

Biasanya yang memegang dan mengatur keuangan adalah ibu, tetapi harus di ingat ada ibu yang tidak cakap mengelola uang, suka pergi ke salon, berbelanja dan sosialita dengan komunitasnya. Terhadap kasus seperti ini jangan memercayakan uang sepenuhnya kepadanya karena akan seperti menimba di ember yang bocor.

3. Ketika mengawali rumah tangga ada baiknya lakukan beberapa tahapan:

  • Mengambil asuransi jiwa untuk suami dan istri, untuk memproteksi kalau terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.
  • Ikutlah asuransi kesehatan sebagai tindakan antisipasi kalau sakit.
  • Sisih-kan untuk tabungan sekolah anak, mumpung pengeluaran belum begitu besar.
  • Simpan dana darurat untuk enam bulan pengeluaran, untuk berjaga-jaga kalau terjadi PHK, krisis, dan sebagainya.

4. Investasi

Lakukan investasi yang aman walaupun dengan sedikit return atau bunga, jangan terlalu mengambil risiko.

  • Yang pertama mungkin Anda bisa menyimpan dana dalam bentuk deposito walaupun bunga tidak besar tetapi aman karena dijamin LPS (lembaga Penjamin Simpanan) hingga 2 miliar rupiah.
  • Emas batangan juga dapat menjadi alternatif investasi yang safe untuk jangka waktu di atas lima tahun, walaupun mengalami fluktuasi tetapi secara jangka panjang akan terjadi kenaikan di atas bunga deposito.
  • Apabila investasi saham maka pilihlah saham bluechips, saham pilihan yang sudah terbukti dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, sebaiknya saham juga untuk long term karena akan mengalami naik dan turun.
  • Ada beberapa pilihan reksadana, mungkin lebih secure pilih yang tengah misalnya Reksadana Pendapatan Tetap, yang sebagian dananya diputar dalam obligasi,kalau Reksadana Saham mempunyai tingkat risiko yang tinggi.
  • ORI (Obligasi Ritel Indonesia) biasanya akan memberikan kupon antara 1 sampai 2% di atas deposito, ini menjadi salah portofolio investasi yang tidak berisiko.

5. Pinjaman atau Kredit

Pinjaman atau kredit akan lebih baik kalau agunannya adalah barang yang produktif misalnya tanah, rumah dan ruko. Mengapa demikian? Karena ketika Anda lunas membayar cicilan maka agunan tersebut harganya sudah naik, dengan tanpa sadar telah berinvestasi dengan cara mencicil. 

Sebaliknya kalau agunan berupa barang konsumtif misalnya mobil, maka saat lunas kreditnya maka harga mobil akan turun. Yang menjadi perhatian adalah maksimal pos untuk angsuran maksimum 30% dari penghasilan.

6. Simpanlah THR, Bonus dan Insentif

Apabila Anda menerima THR, bonus atau insentif usahakan dana tersebut di simpan untuk investasi, anggaplah sumber pemasukan tersebut sebagai tambahan dan tidak termasuk dalam rencana pemasukan.

7. Hiduplah Sederhana

Hidup bersahaja mencukupkan uang yang ada, jangan mempunyai keinginan yang melebihi kemampuan, dan anggaplah Anda hidup seratus tahun lagi, jangan di habis-habiskan uang tapi simpanlah untuk hari esok.

8. Memilih Teman

Bergaullah dengan orang-orang yang sepadan dan mempunyai visi dan misi yang sama. Kadang di temui orang salah bergaul dan dapat mengubah kebiasaan yang baik.

9. Tambah Sumber Penghasilan

Jangan mengandalkan hanya satu sumber pendapatan, tapi tambahkan sumber yang lain untuk menambah penghasilan. Carilah peluang bisnis dengan mengikuti seminar dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan bisnis.

10. Komitmen

Keberhasilan dalam mengelola keuangan keluarga di mulai dari komitmen suami-istri. Diteruskan dengan cara mengedukasi anak mulai usia sekolah sampai dewasa, dengan berperilaku hemat tidak pelit tapi juga tidak royal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun