Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (Deepublish, 2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Financial Freedom, Benarkah Ajaran Ini?

8 Juli 2020   07:42 Diperbarui: 17 Januari 2021   13:00 1634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perhitungannya adalah aset 30 Milyar, disimpan di bank katakan memperoleh bunga 6% sebesar 1.8 Milyar, lalu uang itu di masukan bank lagi maka keluarlah angka senilai 108 juta, nah dari uang sebesar inilah yang dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan selama satu bulan tanpa harus memeras keringat.

Pertanyaan yang timbul mampukah kita mengoleksi rupiah sebesar itu? Seorang motivator akan bilang 'pasti bisa kalau kau yakin', percayalah seolah kamu sudah mempunyainya, tidak ada yang mustahil, kerja keraslah pasti pintu akan terbuka untukmu.

Namun siapa yang dapat menjamin kalau sudah memiliki uang sejumlah itu, terus puas dengan aset yang ada dan berdiam diri? Bukankah berlaku prinsip barang siapa mengejar kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya? Dan siapa yang mencintai uang, maka uang itu tidak akan pernah memuaskannya?

Mata ini tidak dapat tertipu dari orang-orang yang berkuasa, telah mempertontonkan kekayaannya yang bergelimang dengan jumawa, tetapi tetap saja nafsu rakus tidak dapat menghentikan niatnya untuk berhenti mengeruk harta.

Walaupun kita juga tahu ada beberapa orang tajir melintir yang usai mengakhiri petualangan dan terlibat pada kegiatan sosial, mendirikan yayasan dan berbagi kepada sesama.

Sikap yang Benar 

1. Segalanya butuh uang, tapi uang bukan segala-galanya, kita tidak bisa pungkiri bahwa semuanya membutuhkan uang, tetapi bukan untuk pembenaran menempatkan uang sebagai 'satu-satunya' tujuan hidup. 

Ada tujuan lain yang lebih penting bukan hanya tujuan di dunia saja tetapi kita harus menyiapkan karpet jalan kehidupan setelah kematian.

2. Sebenarnya bukan kita mengejar uang, tetapi uang akan datang sebagai akibat dari kita bekerja keras, bertindak jujur, melakukannya dengan tulus. Uang adalah efek samping dari apa yang kita lakukan.

3. Bukan berarti kita berpangku tangan dan malas bekerja, tetapi kita harus bekerja keras sebagai bentuk tanggung jawab kita menjalani kehidupan di bumi sembari mengumpulkan kebaikan untuk bekal kelak.

4. Tuhan tidak akan kekurangan cara mengulurkan tangannya pada insan yang bekerja keras dan jujur, Dia akan mencukupi segala keperluan kita sesuai dengan kehendak-Nya. Bukankah ada seorang anak tukang becak yang menjadi dokter? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun