Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (Deepublish, 2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini Biografi Gunarso S. Margono: dari Pedagang Beras menjadi Raja Properti

21 Juni 2020   05:11 Diperbarui: 16 Januari 2021   08:34 2365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkat tangan dinginnya pria yang dilahirkan shio naga itu, mengembangkan bisnis melesat cepat dengan tetap mempertahankan tiga prinsip yang terbukti efektif, baik di bisnis tekstil dan hasil bumi.

Beras dia datangkan dari Karawang dan daerah Jawa Tengah dan di distribusi ke seluruh Indonesia, sampai mempunyai tempat penggilingan beras sendiri di Cikarang, dan bahkan berkat keahlian dalam melakukan lobi, Gunarso mampu bekerja sama dengan Induk Koperasi Unit Desa (INKUD).

Namun ternyata bisnis beras tidak membawa ketenangan karena risiko yang besar, pernah dalam suatu kesempatan kapalnya terbalik yang mengakibatkan kerugian besar karena beras yang diangkutnya tenggelam. Dan sering ditipu para pedagang yang membayar dengan cek kosong, sampai berurusan ke polisi dan pengacara.

"Dalam berbisnis jangan berpikir bisa atau tidak, pikir saja bagaimana kerja dengan baik"-Gunarso S. Margono.

Bisnis Properti

Bermitra dengan INKUD menjadi titik awal dari Gunarso untuk berbisnis properti yang menjadi pelabuhan terakhir baginya, mereka mengajak kerja sama untuk mengembangkan perumahan di daerah Lampung. 

Perumahan di Lampung berhasil di diserap pasar dan Gunarso banyak belajar di bisnis properti ini mulai dari pembebasan lahan, perizinan, manajemen dan pembangunan.

Ini yang membuat Gunarso berani membeli tanah di daerah Bekasi Selatan dan menjualnya ke developer kenamaan PT. Metropolitan. Melihat kiprah perusahaan pengembang tersebut yang sukses membangun perumahan, menjadi pemicu Gunarso untuk mendirikan developer sendiri.

PT. Gapuraprima ia dirikan tahun 1989, dan mengembangkan perumahan di Bekasi Timur yang diberi nama Pondok Hijau Permai, dalam waktu tidak lama 800 unit rumah sold out. 

Perumahan besutan pertama Gunarso yang sukses, membuat ia ketagihan untuk mengembangkan proyek baru pada tahun 1993 secara berturut-turut, Perumahan Bukit Cimanggu City Bogor, Taman Kota Bekasi, Depok Maharaja, Taman Raya Bekasi, Taman Raya Citayam dan Buki Rivaria Sawangan.

Tahun 1997 -- 1998 terjadi krisis ekonomi, Gunarso tidak mengembangkan proyek baru, yang ia lakukan adalah memasarkan proyek yang sudah ada dengan strategi resizing type supaya harga terjangkau oleh pasar dan cara itu sangat efektif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun