Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (Deepublish, 2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Etika Bisnis Modern: Antara Memperkaya Diri, Etika & Moral

18 April 2020   11:09 Diperbarui: 21 April 2020   20:41 2084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by Pexels.com

Berita buruk bagi pelanggar adalah bahwa masyarakat lebih waspada daripada sebelumnya akan kecerobohan etis yang menguntungkan beberapa orang, sementara melukai yang lain.

Etika Bisnis sebagai Prioritas

Lebih dari sekadar tanggung jawab hukum atau moral, etika perlu menjadi prioritas organisasi. Para pemimpin organisasi memiliki banyak pikiran di dunia yang sangat kompetitif saat ini.

Mereka harus mengikuti perkembangan teknologi yang cepat, produk dan layanan pesaing, efek globalisasi, peluang dan ancaman dalam industri mereka sendiri.

Para pemimpin juga harus terus mengawasi misi, visi, nilai-nilai, budaya, strategi, dan tujuan organisasi mereka sendiri. Di tengah-tengah semua kompleksitas ini, tidak mudah untuk menemukan ruang di bagan organisasi untuk prioritas utama lainnya. Namun, untuk berhasil di era sekarang ini, organisasi harus memikirkan bagaimana menjadikan etika bisnis sebagai prioritas.

Prioritas adalah beberapa hal yang dianggap paling penting. Banyak hal yang penting, beberapa lebih dan beberapa kurang penting, tetapi hanya beberapa hal yang paling penting. Nilai-nilai etis perlu untuk mendapatkan pengakuan sebagai salah satu faktor keberhasilan yang paling penting dalam organisasi modern.

Sebagai prioritas organisasi, etika tidak hanya akan mempengaruhi pengambilan keputusan tetapi juga, budaya organisasi. Untuk mencapai cita-cita ini, harus ada proses penyelarasan yang mengintegrasikan etika bisnis dengan misi, visi, nilai, strategi, dan tujuan.

Nilai-nilai etis pada dasarnya bersifat sosial, oleh karena itu, proses penyelarasan ini akan berkaitan dengan hubungan dan mendefinisikan harapan relasional.

Tujuan dari budaya organisasi yang etis adalah kebaikan yang lebih besar dari semuanya. Hubungan internal antara pemimpin dan bawahan, serta hubungan eksternal dengan klien, pelanggan, vendor, supplier, distributor dan komunitas semuanya dihargai. Dampak positif dari organisasi memperlakukan orang dengan baik secara konsisten maka budaya etis akan muncul.

Beyond Responsibility dan Prioritas pada Peluang

Organisasi saat ini perlu melangkah lebih jauh dari sekadar pandangan tentang etika yang diperlukan untuk menjaga reputasi mereka dan dengan demikian menghindari liputan media yang buruk atau sekadar kepatuhan dengan peraturan yang dipaksakan. Peluang besar menunggu organisasi yang waspada terhadap potensi nilai-nilai etis dalam membentuk masa depan organisasi, dalam jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun