Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Learning facilitator

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Literasi Digital Dimulai dari "Boleh Pinjam HP, Ma?"

19 Agustus 2025   20:15 Diperbarui: 19 Agustus 2025   20:15 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ibu yang sedang mendampingi anaknya dalam menggunakan laptop | Sumber: shutterstock

"Satu klik bisa jadi jalan belajar, atau malah celaka. Maka rumah jadi pagar pertama."

Hari ini, anak-anak tumbuh di dunia yang serba digital. Gadget bukan lagi barang mewah, melainkan sudah jadi bagian sehari-hari-untuk belajar, bermain, hingga bersosialisasi. Tapi, di balik semua kemudahan, ada tantangan besar: bagaimana orang tua bisa memastikan anak-anak tidak tersesat di lautan informasi tanpa batas?

Mendidik anak di era digital bukan hanya soal membatasi layar. Lebih penting dari itu, orang tua perlu membimbing anak supaya bisa membedakan mana kebutuhan, mana sekadar keinginan. Rumah pun jadi "sekolah pertama" untuk melatih kebiasaan digital yang sehat dan bertanggung jawab.

Saat Anak Bertanya, "Boleh Pinjam HP, Ma?"

Di rumah kami, kalimat ini sudah seperti lagu sehari-hari: "Boleh pinjam HP, Ma?"

Anak saya memang tumbuh dengan gadget di sekelilingnya, tapi sampai usia 12 tahun, ia belum punya HP sendiri. Semua akses masih lewat perangkat saya, dan selalu dengan syarat: izin dan kejelasan.

Sebelum meminjam, ia harus menyebutkan tujuannya dan berapa lama waktu yang dibutuhkan. Misalnya: "Ma, boleh pinjam laptop buat cari info sejarah kemerdekaan, 30 menit aja."

Awalnya sulit, apalagi saat teman-temannya sudah punya HP sendiri. Tapi kami sepakat: akses digital harus dikawal, bukan dilarang total. Dan tidak semua tren perlu diikuti. Perlahan, ia belajar bahwa izin bukan sekadar aturan, melainkan proses bertanggung jawab atas pilihannya sendiri.

Membatasi Bukan Berarti Melarang

Banyak orang tua mengira membatasi gadget sama dengan melarang. Padahal di rumah, kami tidak melarang, hanya mengajarkan untuk memilah.

Kalau gadget dipakai untuk mencari bahan tugas, membaca artikel pengetahuan, atau menonton video sejarah, silakan. Tapi kalau tujuannya hanya scroll tanpa arah, kami kembali berdiskusi: "Ini kamu butuh, atau cuma ingin?"

Cara sederhana ini membuatnya terbiasa menimbang setiap keputusan. Tidak semua keinginan harus dituruti, dan tidak semua kebutuhan datang tanpa batas. Dari sini, ia belajar bahwa teknologi itu alat, bukan zona bebas tanpa kontrol.

Peran Ibu di Garda Depan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun