Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Learning facilitator

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

80 Tahun RI: Menggenggam Harapan di Tengah Retaknya Kepercayaan

13 Agustus 2025   09:15 Diperbarui: 14 Agustus 2025   18:55 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo HUT RI 2025 (Foto: Dok. Kemensetneg RI)

Delapan dekade sudah Indonesia berdiri tegak.

Di berbagai pelosok negeri, bendera merah putih berkibar megah, lagu kebangsaan menggema di lapangan-lapangan upacara, dan anak-anak sekolah memamerkan senyum bangga di balik seragam rapi mereka.

Jalanan dipenuhi gapura dan umbul-umbul, pasar-pasar ramai dengan perlombaan khas tujuh belasan, dan media sosial riuh oleh unggahan penuh warna merah dan putih.

Namun, di balik gegap gempita itu, ada riak yang tak bisa diabaikan-rasa percaya publik terhadap pemerintah dan institusi yang kian terkikis.

Janji-janji yang tak tuntas, berita miring yang beredar cepat, serta polarisasi pandangan membuat sebagian warga mulai meragu: apakah kita masih benar-benar bersatu?

Pertanyaannya, di usia kemerdekaan yang ke-80 ini, bagaimana kita bisa tetap menggenggam persatuan di tengah rasa ragu yang menguji keutuhan bangsa?

Makna Tema Resmi HUT ke-80 RI

Tahun ini, tema resmi peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia adalah "Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju." Empat frasa yang terdengar sederhana, namun sesungguhnya mengandung pesan mendalam tentang arah yang ingin kita tuju sebagai bangsa.

Bersatu mengingatkan kita bahwa perbedaan suku, agama, bahasa, dan pandangan politik bukanlah alasan untuk terpecah, melainkan modal sosial yang memperkaya Indonesia.

Berdaulat menegaskan bahwa di tengah arus globalisasi dan persaingan dunia, kita harus tetap memegang kendali atas sumber daya, kebijakan, dan keputusan yang menyangkut hajat hidup rakyat.

Rakyat Sejahtera menjadi tolok ukur keberhasilan kemerdekaan-bahwa pembangunan tak hanya diukur dari angka ekonomi, tapi juga dari terpenuhinya hak-hak dasar warga negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun