Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Learning facilitator

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Soft Spoken Parents, Anak Menjadi Tangguh atau Baperan?

28 April 2025   09:21 Diperbarui: 29 April 2025   14:23 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah anak-anak yang dibesarkan dengan suara lembut dan penuh pengertian siap menghadapi dunia yang seringkali berbicara dengan nada tegas dan penuh tuntutan? 

Di era ketika kesadaran akan kesehatan mental meningkat pesat, banyak orangtua memilih untuk meninggalkan pola asuh keras yang diwariskan generasi sebelumnya. 

Mereka beralih ke pendekatan yang lebih lembut — berbicara pelan, mendengarkan dengan empati, dan menghindari bentakan.

Soft spoken parenting kini menjadi simbol kasih sayang modern. Tapi di balik ketenangan yang diciptakan di rumah, dunia luar tetaplah penuh tantangan: guru yang disiplin, tekanan akademis, persaingan sosial, hingga kritik yang tak selalu disampaikan dengan kata-kata manis.

Pertanyaannya, apakah pendekatan penuh kelembutan ini akan menjadi bekal emosional yang kuat bagi anak-anak Gen Z dan Gen Alpha? Ataukah justru menjadi bumerang yang membuat mereka lebih mudah terluka saat menghadapi kerasnya kehidupan nyata?

Apa Itu Soft Spoken Parenting?

Soft spoken parenting adalah pendekatan pengasuhan yang menekankan komunikasi lembut, penuh empati, dan pengendalian emosi dalam berinteraksi dengan anak.

Orangtua yang menerapkan gaya ini lebih memilih berbicara dengan nada tenang saat mengoreksi perilaku, menggunakan kata-kata positif saat menasihati, dan lebih fokus membangun rasa aman emosional daripada menekankan hukuman.

Pergeseran ke pola asuh ini tidak lepas dari perubahan nilai sosial. Generasi sekarang lebih sadar akan pentingnya kesehatan mental, trauma masa kecil, serta dampak jangka panjang dari kekerasan verbal maupun emosional. Banyak orangtua Gen Y (milenial) merasa terpanggil untuk "memutus rantai" pola asuh keras yang mereka alami dahulu.

Soft spoken parenting juga sejalan dengan pendekatan authoritative yang banyak dipuji: penuh kasih, tetapi tetap memberi batasan yang jelas. 

Namun dalam praktiknya, tidak semua penerapan soft spoken parenting berjalan seimbang. Ada kalanya kelembutan berlebihan tanpa batasan tegas justru berpotensi menimbulkan tantangan baru dalam perkembangan anak.

Tantangan Anak Gen Z dan Gen Alpha Saat Ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun