Ketika kecurangan dalam ujian menjadi budaya, konsekuensinya tidak hanya dirasakan oleh individu yang terlibat, tetapi juga berdampak luas pada sistem pendidikan secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa dampak utama dari degradasi integritas akademik:
1. Menurunkan kualitas pendidikan.Â
Kecurangan dalam ujian membuat siswa tidak benar-benar memahami materi yang seharusnya mereka kuasai. Alih-alih berusaha belajar dan berpikir kritis, mereka hanya bergantung pada contekan atau bantuan dari pihak sekolah.Â
Dalam jangka panjang, ini menyebabkan kualitas pendidikan menurun karena siswa tidak mendapatkan keterampilan dan pemahaman yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan di dunia nyata.
2. Membentuk karakter tidak jujur.Â
Ketika siswa terbiasa menghadapi ujian dengan cara curang, mereka belajar bahwa keberhasilan bisa dicapai melalui jalan pintas.Â
Kebiasaan ini bisa terbawa hingga ke kehidupan profesional, di mana mereka cenderung mencari cara instan daripada bekerja keras dan berusaha dengan jujur. Akibatnya, dunia kerja pun dirugikan karena melahirkan individu yang kurang memiliki etos kerja dan integritas.
3. Menciptakan lulusan yang tidak kompeten.Â
Nilai akademik yang tinggi seharusnya mencerminkan kemampuan nyata seseorang. Namun, ketika nilai diperoleh melalui kecurangan, lulusan yang dihasilkan tidak memiliki kompetensi yang sesuai dengan angka di atas kertas.Â
Hal ini dapat berdampak pada ketidaksiapan mereka dalam menghadapi persaingan di dunia kerja atau dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.