Dalam beberapa kasus, siswa mungkin hanya patuh ketika diawasi, tetapi kembali melanggar aturan ketika tidak ada pengawasan.
Hal ini justru bertentangan dengan tujuan utama disiplin, yaitu menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab intrinsik pada diri siswa.
Oleh karena itu, meskipun pendekatan Good Cop, Bad Cop memiliki manfaat, sekolah perlu mempertimbangkan cara yang lebih efektif untuk menanamkan disiplin yang tidak hanya bergantung pada sosok individu, tetapi juga sistem yang konsisten dan mendukung perkembangan karakter siswa.
Disiplin Positif: Pendekatan "Just Right"
Pendekatan disiplin positif menawarkan alternatif yang lebih seimbang dibandingkan dengan pola "Good Cop, Bad Cop."
Konsep ini berfokus pada menggabungkan ketegasan dengan empati, di mana guru tetap menegakkan aturan dengan konsisten, tetapi juga memahami kondisi emosional dan kebutuhan siswa.
Pendekatan ini bertujuan untuk menanamkan disiplin yang berasal dari kesadaran diri siswa, bukan sekadar ketakutan terhadap hukuman atau ketergantungan pada toleransi guru yang lembut.
Membangun Hubungan Baik dengan Siswa Tanpa Kehilangan Otoritas
Hubungan positif antara guru dan siswa adalah fondasi dari disiplin yang efektif. Guru yang dihormati bukan karena ditakuti, tetapi karena dianggap adil dan peduli, akan lebih mudah mengajak siswa untuk disiplin.
Pendekatan ini melibatkan komunikasi yang terbuka, mendengarkan kebutuhan siswa, serta menunjukkan kepedulian terhadap perkembangan mereka.Â
Namun, membangun hubungan baik tidak berarti menjadi terlalu lunak atau membiarkan pelanggaran aturan terjadi begitu saja. Guru tetap perlu menunjukkan otoritas dengan cara yang profesional dan bijaksana.
Menetapkan Aturan yang Jelas dan Konsisten
Disiplin yang efektif hanya bisa berjalan jika siswa memahami aturan yang berlaku dan konsekuensi yang menyertainya.
Oleh karena itu, aturan di kelas atau sekolah harus jelas, realistis, dan konsisten diterapkan. Jika aturan berubah-ubah atau hanya ditegakkan oleh sebagian guru, siswa akan kebingungan dan cenderung menguji batas toleransi yang ada.