Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator in SMA Sugar Group

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat dan bercita² menghasilkan karya buku solo melalui penerbit mayor. (Learning facilitator di Sugar Group Schools sejak 2009, SMA Lazuardi 2000-2008; Guru Penggerak Angkatan 5; Pembicara Kelas Kemerdekaan di Temu Pendidik Nusantara ke 9; Pemenang Terbaik Kategori Guru Inovatif SMA Tingkat Provinsi-Apresiasi GTK HGN 2023; Menulis Buku Antologi "Belajar Berkarya dan Berbagi"; Buku Antologi "Pelita Kegelapan"; Menulis di kolom Kompas.com; Juara II Lomba Opini Menyikapi Urbanisasi ke Jakarta Setelah Lebaran yang diselenggarakan Komunitas Kompasianer Jakarta)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

UKT Mahal? Berikut Kegiatan yang Bisa Jadi Ladang Cuan Mahasiswa dan Membantu Biaya UKT

13 Mei 2024   16:40 Diperbarui: 13 Mei 2024   17:32 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
beban biaya kuliah mahal (sumber: new-indonesia.org)

Beberapa waktu lalu media sosial ramai dengan kasus seorang mahasiswa bernama Khariq Anhar dari Universitas Riau dilaporkan oleh rektornya sendiri ke Kepolisian Daerah (Polda) Riau. Ia menuntut kebijakan terkait iuran pembangunan Institusi (IPI) dan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di Universitas Riau yang terasa sangat memberatkan mahasiswa saat ini. Walaupun rektor akhirnya mencabut laporannya, tetap saja hal ini masih mengusik dunia kampus saat ini. Bahkan aksi protespun juga dilakukan di kampus-kampus lain.

Penentuan UKT merupakan isu yang sentral dalam konteks pendidikan tinggi saat ini. Meskipun UKT diterapkan sebagai upaya untuk menjaga keberlanjutan keuangan kampus dan memastikan aksesibilitas pendidikan bagi semua, namun seringkali menuai kontroversi.

Banyak pihak berpendapat bahwa UKT yang tinggi dapat menjadi hambatan bagi mahasiswa dari latar belakang ekonomi rendah, sementara pendukungnya berargumen bahwa UKT yang terjangkau masih memungkinkan akses yang adil ke pendidikan berkualitas. 

Otonomi kampus memberikan kesempatan bagi perguruan tinggi untuk menentukan kebijakan UKT mereka sendiri, berdasarkan pada kebutuhan dan kondisi spesifik mereka. Namun, sementara otonomi kampus memberikan fleksibilitas dalam menentukan kebijakan keuangan, penting juga untuk memastikan bahwa kebijakan tersebut tidak mengorbankan aksesibilitas pendidikan tinggi bagi semua kalangan masyarakat. 

Dalam menjalankan otonomi kampus, perlu adanya keseimbangan yang baik antara mempertahankan kualitas pendidikan dan memastikan ketersediaan layanan pendidikan yang terjangkau bagi semua mahasiswa.


Di tengah kenaikan biaya pendidikan tinggi (UKT) yang semakin mahal, banyak mahasiswa dituntut untuk mencari cara kreatif agar bisa memenuhi kebutuhan finansial mereka tanpa mengorbankan fokus pada studi. 

Memang, mencari kegiatan yang menghasilkan uang sambil tetap menjaga kualitas akademis menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa. Namun, dengan kemauan dan strategi yang tepat, hal ini bisa menjadi kenyataan. 

Salah satu cara yang banyak diambil adalah dengan mencari kegiatan sampingan yang fleksibel dan tidak mengganggu jadwal perkuliahan. 

Dari mulai menjadi freelancer di bidang yang sesuai dengan minat dan bakat, menjadi asisten dosen, hingga menjalankan bisnis kecil di waktu luang, mahasiswa kini memiliki banyak opsi untuk menghasilkan uang tambahan tanpa harus mengorbankan kualitas pendidikan mereka. 

Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa strategi dan tips untuk mahasiswa agar dapat menghasilkan cuan demi membantu membayar UKT tanpa mengganggu proses belajar mereka.

Berikut adalah beberapa ide tentang cara mahasiswa dapat mencari kegiatan yang menghasilkan uang tanpa mengganggu belajar.

Freelancing Online. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun