Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator in SMA Sugar Group

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat dan bercita² menghasilkan karya buku solo melalui penerbit mayor. (Learning facilitator di Sugar Group Schools sejak 2009, SMA Lazuardi 2000-2008; Guru Penggerak Angkatan 5; Pembicara Kelas Kemerdekaan di Temu Pendidik Nusantara ke 9; Pemenang Terbaik Kategori Guru Inovatif SMA Tingkat Provinsi-Apresiasi GTK HGN 2023; Menulis Buku Antologi "Belajar Berkarya dan Berbagi"; Buku Antologi "Pelita Kegelapan"; Menulis di kolom Kompas.com; Juara II Lomba Opini Menyikapi Urbanisasi ke Jakarta Setelah Lebaran yang diselenggarakan Komunitas Kompasianer Jakarta)

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Lansia Bisa Tetap Produktif: Perpanjangan Masa Kerja Setelah Pensiun, Apa Benefitnya untuk Perusahaan?

28 April 2024   17:17 Diperbarui: 4 Mei 2024   20:29 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pekerja lansia (sumber: ISTOCK/GETTY IMAGES)

Oleh: Krisanti_kazan

Pak Ahmad adalah seorang pria yang gigih dan berdedikasi dalam pekerjaannya selama puluhan tahun. Namun, ketika dia mencapai usia pensiun, dia merasa kehilangan arah. Selama bertahun-tahun, pekerjaan telah menjadi pusat kehidupannya, memberinya tujuan dan struktur harian yang jelas. Tetapi sekarang, dia merasa hampa dan kehilangan rasa pentingnya.

Pak Ahmad tidak memiliki hobi atau kegiatan yang signifikan di luar pekerjaannya. Dia tidak pernah benar-benar memiliki waktu untuk mengejar minat pribadinya selama bertahun-tahun sibuk bekerja. Sekarang, ketika dia memiliki waktu luang yang berlimpah, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan waktu itu. Kehidupannya terasa kosong dan tanpa makna.

Kekosongan ini mulai memengaruhi kesehatan mental dan emosional Pak Ahmad. Dia merasa terisolasi dan merasa tidak berguna. Tanpa aktivitas yang memberi energi dan tujuan, dia mulai merasa tidak berdaya dan depresi.

Ilustrasi diatas adalah kondisi yang sering ditemui di sekitar kita. Banyak pensiunan yang jadi sakit-sakitan dan tidak berdaya setelah tidak bekerja lagi. Tetapi tidak sedikit juga pensiunan yang mengisi waktu dengan bersenang-senang menjalani hobi atau melanjutkan bekerja karena ditawari oleh perusahaan tempat bernaungnya selama ini karena dianggap masih cukup produktif dan memiliki etos kerja yang baik. Artikel ini akan mengulas dari sisi pekerja lansia yang masih berkarya serta benefitnya bagi perusahaan. 


Melansir dari ayosehat.kemkes.id, usia pensiunan ada pada kategori sebagai berikut:
- Lansia Pra-Lanjut Usia (Pra-LU), yaitu lansia yang berusia antara 60-69 tahun.
- Lansia Lanjut Usia (LU), yaitu lansia yang berusia antara 70-79 tahun.
- Lansia Lanjut Usia Akhir (LUA), yaitu lansia yang berusia 80 tahun ke atas.

Penduduk usia lansia di banyak negara semakin bertambah seiring dengan peningkatan harapan hidup dan perkembangan medis yang memungkinkan orang hidup lebih lama. Dengan demikian, masalah terkait keberlanjutan karir bagi karyawan yang memasuki usia lansia menjadi semakin relevan. 

Salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan adalah memperpanjang kontrak kerja bagi karyawan yang telah mencapai usia pensiun. Memperpanjang kontrak kerja karyawan yang memasuki usia pensiun atau lansia adalah topik yang semakin penting seiring dengan populasi usia lanjut yang semakin meningkat di banyak negara. 

Menjaga karyawan yang berpengalaman dan memperluas kesempatan bagi lansia untuk tetap terlibat dalam angkatan kerja adalah aspek penting dalam mendukung inklusi dan pengalaman kerja yang beragam.

Terkait aturan usia pensiun, sejatinya tidak ada regulasi perundang-undangan yang menyebutkan secara spesifik mengenai aturan pensiun untuk karyawan swasta, termasuk Undang-Undang Ketenagakerjaan dan Undang-Undang Cipta Kerja. 

Usia pensiun karyawan swasta untuk mendapatkan JHT adalah 55-58 tahun. Ada beberapa perusahaan yang masih mempercayai karyawan seniornya untuk lanjut bekerja dengan perpanjangan kontrak. 

Menurut hukum ketenagakerjaan di banyak negara, termasuk Indonesia, memperpanjang kontrak kerja karyawan yang telah pensiun mungkin saja, tergantung pada kebijakan perusahaan dan peraturan yang berlaku. Hal ini biasanya diatur dalam peraturan perusahaan atau kesepakatan antara pihak manajemen dan serikat pekerja, jika ada.

Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa pensiun biasanya ditetapkan sebagai titik di mana seseorang secara resmi pensiun dari pekerjaan mereka dan menerima manfaat pensiun yang telah ditetapkan. Namun, ada beberapa kasus di mana seorang karyawan mungkin ingin atau perlu terus bekerja setelah pensiun, dan perusahaan dapat mempertimbangkan untuk memperpanjang kontrak mereka.

Pada dasarnya, perpanjangan kontrak kerja karyawan yang telah pensiun dapat menguntungkan kedua belah pihak. 

Bagi perusahaan, ini dapat mempertahankan pengetahuan dan pengalaman berharga yang dimiliki oleh karyawan yang telah bekerja untuk mereka selama bertahun-tahun. Sementara bagi karyawan, ini dapat memberikan kesempatan untuk tetap aktif secara sosial dan ekonomi, serta menerima pendapatan tambahan.

Namun, perlu dicatat bahwa dalam beberapa kasus, ada batasan hukum atau peraturan yang mengatur usia pensiun dan ketentuan lainnya. Perusahaan harus memastikan bahwa perpanjangan kontrak kerja tidak melanggar hukum atau aturan yang berlaku. Memperkerjakan lansia dapat membawa banyak keuntungan bagi perusahaan dan masyarakat secara umum. 

Berikut adalah beberapa kekuatan yang dimiliki oleh lansia dalam konteks dunia kerja:

1. Pengalaman dan Pengetahuan.

Lansia seringkali memiliki pengalaman kerja yang luas dan pengetahuan yang mendalam dalam bidang tertentu. Mereka telah menghabiskan bertahun-tahun dalam industri dan dapat memberikan wawasan berharga kepada tim mereka.

2. Keterampilan Antarpersonal.

Lansia sering memiliki keterampilan antarpersonal yang baik, seperti kemampuan berkomunikasi yang efektif, kepemimpinan yang teruji, dan kemampuan untuk bekerja dalam tim. Mereka dapat menjadi mentor yang berharga bagi rekan-rekan kerja yang lebih muda.

3. Kehandalan dan Kesetiaan.

Lansia sering dianggap sebagai karyawan yang dapat diandalkan dan setia. Mereka cenderung memiliki tingkat absensi yang rendah dan berkomitmen untuk memberikan hasil terbaik dalam pekerjaan mereka.

4. Ketahanan dan Fleksibilitas.

Meskipun mungkin memiliki keterbatasan fisik tertentu, banyak lansia tetap memiliki tingkat ketahanan dan fleksibilitas yang tinggi. Mereka mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan kerja dan menangani tantangan dengan bijaksana.

5. Motivasi dan Produktivitas.

Banyak lansia yang masih memiliki motivasi tinggi untuk terus bekerja dan berkontribusi dalam karier mereka. Mereka sering merasa terstimulasi oleh rasa pencapaian dan kepuasan dalam melakukan pekerjaan mereka.

6. Etika Kerja yang Kuat.

Lansia sering kali memiliki etika kerja yang kuat, didasarkan pada nilai-nilai seperti kedisiplinan, integritas, dan tanggung jawab. Mereka mampu menjadi contoh yang baik bagi generasi yang lebih muda dalam hal ini.

7. Kreativitas dan Inovasi. 

Terlepas dari stereotip yang mengatakan bahwa lansia mungkin kurang inovatif, banyak dari mereka yang masih memiliki kekreatifan yang tinggi dan kemampuan untuk memecahkan masalah dengan cara yang baru dan efisien.

Kesimpulannya, dengan menyadari kekuatan-kekuatan ini, mempekerjakan lansia bukan hanya merupakan keputusan yang baik bagi perusahaan dari segi keberlanjutan tenaga kerja, tetapi juga dapat meningkatkan keberagaman, produktivitas, dan budaya kerja yang inklusif. 

Dalam menyusun kebijakan perusahaan terkait mempekerjakan lansia, penting untuk memperhatikan perspektif keseimbangan antara kebutuhan perusahaan dan hak-hak pekerja, serta mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku. 

Selain itu, adanya kesadaran dan penghargaan terhadap nilai yang dibawa oleh pekerja lansia dalam lingkungan kerja dapat membantu menciptakan budaya kerja yang inklusif dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun