Kalau Tidak Punya Waktu, Serahkan saja pada Ahlinya
Saya menyadari, tidak semua orang akan punya waktu untuk membuat eco enzyme atau mengolah sampah sendiri. Solusinya? Percayakan pada lembaga pengelola sampah profesional. Contoh yang menginspirasi adalah TPS 3R Mulyoagung Bersatu di Kabupaten Malang. Lembaga pengelola sampah ini dikelola oleh warga untuk warga. Warga membayar sejumlah uang untuk iuran pengelolaan sampah, kemudian sejumlah petugas terlatih bekerja sesuai SOP untuk menjaga lingkungan tetap bersih. Mereka mengumpulkan sampah dari rumah-ke rumah, memilah sampah, selanjutnya mengolah sampah organik menjadi kompos, menjual anorganik yang bisa didaur ulang, dan hanya membuang residu yang benar-benar tidak bisa diolah ke TPA. Dengan tata kelola yang baik, kegiatan pengelolaan sampah ternyata dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang benar-benar berkelanjutan untuk warga desa.
Ini bukan rocket science, tapi people science---alias ilmu gotong royong (Meifita Dian Handayani, Social and Behavior Change Communication Specialist)
Asap sore hari di Banda ini mengingatkan saya bahwa masalah sampah bukan hanya soal kebersihan, tapi juga kesehatan, ekologi, dan bahkan Masa depan pariwisata Banda Neira. Kita bisa memilih: terus membakar dan mengubur masalah seperti bom waktu, atau mulai mengelola sampah untuk keberlanjutan kehidupan anak cucu kita. Mengubah cara kita mengelola sampah berarti mengubah masa depan: dari udara bersih yang kita hirup, tanah subur yang kita tanami, hingga pekerjaan layak yang kita ciptakan bersama. Semua berawal dari satu pilihan sederhana: "STOP membakar, mari mulai mengelola".
Kristanto Irawan Putra
Lulusan Bioteknologi yang kini berkecimpung di dunia pengelolaan sampah
Marine Circular Economy Specialist (soon to be)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI